kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI yakin pertumbuhan ekonomi membaik di kuartal IV 2019, ini alasannya


Kamis, 24 Oktober 2019 / 18:28 WIB
BI yakin pertumbuhan ekonomi membaik di kuartal IV 2019, ini alasannya
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo didampingi para Deputi Gubernur BI hadir pada jumpa pers pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (24/10). RDG BI pada 23-24 Oktober 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo R


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati Bank Indonesia (BI) agresif melonggarkan kebijakan moneter, geliat perekonomian belum terlihat secara signifikan. 

Hal ini terlihat dari pertumbuhan penyaluran kredit perbankan yang justru melambat pada Agustus lalu, yaitu 8,59% year-on-year (yoy), dari sebelumnya 9,58% yoy pada Juli 2019.

Baca Juga: BI proyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 stagnan 5,05%

Padahal, BI getol memangkas suku bunga acuan sejak Juli lalu. Teranyar, BI kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) sehingga suku bunga BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) berada pada level 5%. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, penurunan pertumbuhan kredit perbankan dipengaruhi oleh masih lambatnya transmisi kebijakan penurunan suku bunga acuan terhadap suku bunga kredit.

“Suku bunga deposito baru turun sebesar 26 bps sepanjang Juli-September 2019. Suku bunga kredit turun lebih kecil lagi, yaitu hanya 8 bps. Ruang penurunan masih banyak dengan sekarang BI sudah turunkan 100 bps,” tutur Perry, Kamis (24/10).

Meski begitu, Perry menilai, lambatnya penyaluran kredit juga dipengaruhi faktor permintaan yang belum kuat. Sepanjang tahun ini, dunia usaha cenderung menahan ekspansi dan investasi lantaran tingginya ketidakpastian dari eksternal maupun di dalam negeri.

Baca Juga: Agresif pangkas suku bunga, BI akui transmisi kebijakan masih lambat

Di kuartal IV-2019, Perry optimistis geliat ekonomi akan jauh lebih baik sehingga penyaluran maupun permintaan kredit bisa meningkat.

“Survei dunia usaha menunjukkan kegiatan investasi oleh sejumlah korporasi akan meningkat karena sudah mempunyai rencana investasi dan pembiayaan yang belum direalisasikan,” kata dia.

Dengan berakhirnya pemilihan umum, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, dan terbentuknya kabinet pemerintah, Perry menilai realisasi investasi tersebut akan mulai terlihat di kuartal keempat.

Dengan begitu pertumbuhan investasi akan meningkat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di akhir tahun.

Baca Juga: Ini alasan BI pangkas suku bunga acuan empat kali berturut-turut

Dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan BI untuk kuartal III-2019, responden memang memprakirakan peningkatan investasi dengan saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 12,17%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 8,18%. 

Berdasarkan sektor usahanya, peningkatan investasi terutama terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian SBT 4,67%, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan SBT 1,32%, serta sektor industri pengolahan dengan SBT 1,25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×