Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mewaspadai beberapa hal yang terjadi di global di awal tahun 2017. Hal tersebut terkait dengan pergerakan nilai tukar rupiah.
Dalam penutupan perdagangan Jumat (30/12) lalu, nilai tukar rupiah berada di level Rp 13.473 per dollar AS. Posisi tersebut sedikit melemah dibanding hari sebelumnya yang berada di level Rp 13.471 per dollar AS.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, secara umum dunia menunggu pidato Donald Trump saat pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan dilangsungkan pada 20 Januari 2017 mendatang. Dalam pidatonya tersebut, Trump akan menjelaskan kabinet dan program kerjanya sehingga adanya kepastian mengenai kebijakan yang akan diambilnya nanti.
Dari pidato Trump tersebut juga akan memberikan sinyal terhadap arah kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) selama setahun ini. Agus bilang, arah suku bunga The Fed di tahun depan juga menjadi kekhawatiran BI.
"Tentu berdampak pada borrowing cost atau biaya meminjam bagi negara-negara yang punya utang dalam dollar AS akan cukup tertekan," kata Agus akhir pekan lalu.
Selain itu, pihaknya juga mewaspadai dimanika geopolitik global lainnya yang terjadi di AS, yaitu terkait pengusiran 35 diplomat Rusia oleh Barack Obama karena dugaan intervensi dalam pemilihan presiden AS 2016. Hal tersebut lanjut Agus, dikhawatirkan menimbulkan ketegangan dan berdampak pada dollar AS.
BI juga memperhatikan dampak terhadap mata uang dari kelanjutan kasus terorisme penembakan Duta Besar Rusia di Turki pada 20 Desember 2016 lalu.
Namun demikian, BI menyatakan tetap akan berada di pasar untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sesuai dengan nilai fundamentalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News