Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) bersedia memberikan bahunya kepada pemerintah untuk memikul beban pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebagai upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Sinergi tersebut dilakukan BI lewat pembelian SBN (Surat Berharga Negara) dari pasar perdana, baik berdasarkan mekanisme pasar maupun secara langsung atau private placement," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (16/7) via video conference.
Perry mengungkapkan partisipasi bank sentral. Katanya, hingga 14 Juli 2020, BI telah membeli Surat Berharga Negara di pasar perdana sebesar Rp 36,69 triliun lewat skema lelang utama, green shoe option, serta private placement.
Baca Juga: BI turunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 4%
Ia menambahkan, dengan pembagian beban tersebut, diharapkan pemerintah bisa lebih fokus pada akselerasi realisasi APBN sehingga pemulihan ekonomi bisa lebih cepat.
BI optimistis kalau akan tetap tersedia kecukupan likuiditas sehingga sepenuhnya mampu berkomitmen dalam bagiannya di pendanaan APBN 2020.
Skema burden sharing yang ditetapkan oleh BI dan pemerintah akan membuat BI menanggung beban bunga utang hingga 100% dari beban untuk public goods seperti anggaran kesehatan, perlindungan sosial, serta sektoral, Kementerian/Lembaga (K/L), dan pemerintah daerah yang mencapai Rp 397,60 triliun.
Baca Juga: Bank Dunia prediksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4,8% pada 2021
Selain menanggung beban utang yang berkaitan dengan public goods, bank sentral juga menanggung beban utang untuk belanja non public goods khusus UMKM dan korporasi non UMKM yang sebesar Rp 177,03 triliun.
Keputusan sudah diteken oleh otoritas moneter dan fiskal lewat Surat Keputuan Bersama (SKB) yang masing-masing tertanggal 16 April 2020 dan 7 Juli 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News