Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat setelah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI-rate di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2024.
Asal tahu saja, rupiah spot ditutup menguat 0,51% ke level Rp 15.510 per dolar AS pada hari ini (16/10). Rupiah pun terlihat kian perkasa usai BI mengumumkan BI Rate tetap di level 6%.
Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto memperkirakan, dengan BI mempertahankan suku bunganya, rupiah berpotensi menguat ke level Rp 15.348 per dollar AS pada November 2024.
Untuk diketahui, nilai tukar rupiah menguat pada hari ini setelah Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan BI Rate di angka 6%. Rabu (16/10), kurs rupiah Jisdor berada di Rp 15.536 per dollar AS.
“Kemudian menguat menjadi Rp 15.106 per dollar AS pada Desember 2024,” tutur Myrdal kepada Kontan, Rabu (16/10).
Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 15.510 Per Dolar AS Hari Ini (16/10), Terkuat di Asia
Menurutnya, memang cukup masuk akal pada RDG Oktober 2024 ini BI mempertahankan BI-rate untuk menjaga nilai tukar rupiah agar tidak melemah lebih dalam, karena menghadapi dampak ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang kembali memanas.
Sebenarnya, BI bisa menjaga stabilitas nilai tukar dengan instrumen moneter lainnya seperti menggunakan cadangan devisa. Tetapi, kondisi cadangan devisa pada September 2024 ternyata turun.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada September 2024 mencapai US$ 149,9 miliar, atau turun bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 150,2 miliar.
“Jadi ini kemungkinan BI masih akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari ancaman global dengan tetap menjaga daya tarik suku bunga kita,” ungkapnya.
Meski begitu, Myrdal memperkirakan, BI masih akan memangkas suku bunganya pada November dan Desember 2024 masing-masing 25 bps, sehingga BI-rate akan ada di level 5,50% pada akhir tahun.
Dalam kesempatan berbeda, Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang memperkirakan nilai tukar rupiah akan menguat menjadi Rp 15.000 per dolar AS pada akhir tahun 2024.
Ia juga memperkirakan BI masih akan menurunkan suku bunga sejalan dengan pemangkasan suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).
“BI-rate masih bisa turun 25 bps kalau FFR turun 25 bps, masing-masing di Federal Open Market Committee (FOMC) November dan Desember 2024,” ungkapnya.
Baca Juga: Faktor Eksternal Mengkhawatirkan, Rupiah Berpotensi ke Rp 16.000
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, alasan BI mempertahankan BI-rate di level 6,00% pada RDG Oktober 2024 adalah untuk menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian global yang kembali meningkat.
“Untuk bulan ini karena ketidakpastian pasar keuangan global kami fokus pada stabilitas nilai tukar rupiah,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (16/10).
Meski begitu, Perry menyebut tetap akan mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan dengan tetap memperhatikan prospek inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi.
Perry juga menyebut, seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk modal asing dan mendukung penguatan nilai tukar Rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News