Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih setia melakukan injeksi likuiditas atau quantitative easing (QE) di perbankan.
Dari awal tahun 2022 hingga 8 Februari 2022, BI terpantau sudah melakukan penambahan likuiditas sebesar Rp 10,34 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kondisi likuiditas yang dijaga tetap longgar ini seiring dengan upaya pemerintah dan BI untuk menjaga perekonomian domestik.
“Ini sejalan dengan dampak sinergi kebijakan BI dengan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata Perry, dalam pembacaan hasil RDG BI secara daring, Kamis (10/2).
Baca Juga: Bos BI Sebut Dampak Omicron ke Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2022 Tidak Signifikan
Likuiditas yang longgar ini tercermin dari kondisi likuiditas perbankan yang tetap longgar pada bulan Desember 2021, terlihat dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang mencapai 35,12% serta DPK yang tumbuh 12,21% yoy.
Sedangkan likuiditas perekonomian juga meningkat dan ini tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) yang tumbuh 17,9% yoy dan uang beredar dalam arti luas (M2) yang tumbuh 13,9% yoy per Desember 2021.
“Pertumbuhan uang beredar tersebut terutama didukung oleh berlanjutnya ekspansi fiskal dan peningkatan kredit perbankan,” tandas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News