Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai pengetatan likuiditas saat Ramadan dan Lebaran sebagai fenomena yang wajar dan berulang setiap tahun.
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono, mengungkapkan bahwa dalam satu bulan ke depan, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri, kondisi likuiditas berpotensi mengetat akibat meningkatnya peredaran uang di masyarakat.
Baca Juga: Uang Beredar Meningkat 5,9% Pada Januari 2025, Capai Rp 9.232,8 Triliun
"Biasanya menjelang Lebaran, penarikan uang kartal meningkat tajam karena kebutuhan masyarakat untuk berbagi tunjangan hari raya (THR), menukar uang baru, dan keperluan lainnya. Ini berdampak signifikan terhadap likuiditas, sehingga jika dalam 3-4 minggu ke depan likuiditas mengetat, itu adalah hal yang wajar," ujar Tri dalam Taklimat Media, Kamis (6/3).
Tri menambahkan bahwa fenomena serupa juga terjadi pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), di mana masyarakat cenderung menarik uang kartal dalam jumlah besar.
Sebagai langkah antisipasi, tahun ini BI menyiapkan uang tunai sebesar Rp 180,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang baru dalam rangka Idul Fitri 2025.
Program ini mengusung tema Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (Serambi).
Baca Juga: BI: Uang Beredar Sepanjang 2024 Capai Rp 1.204 Triliun
Jumlah tersebut setara dengan 25% dari total kebutuhan uang kartal sepanjang tahun.
Selain itu, BI juga menaikkan batas maksimal penukaran uang dari Rp 4 juta menjadi Rp 4,3 juta. Program penukaran ini berlangsung mulai 3 Maret hingga 27 Maret 2025.
Selanjutnya: Saham BBRI Terus Bergerak Ke Zona Hijau dan Menguat 8,82% Selama Sepekan
Menarik Dibaca: Jaga Kebugaran Saat Puasa, Ini Tips Diet Tanpa Nyeri Lambung dari Lighthouse
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News