kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI sebut permintaan kredit belum sesuai harapan


Selasa, 03 Oktober 2017 / 13:06 WIB
BI sebut permintaan kredit belum sesuai harapan


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan memangkas suku bunga acuan atau 7 Day Reverse Repo Rate (DRR) 25 basis points (bps) menjadi 4,25%. Ini menjadi bunga acuan terendah sepanjang sejarah. Penurunan ini juga diikuti, suku bunga deposit facility di level 3,5% dan lending facility 5%.

Namun demikian, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, permintaan kredit belum sesuai harapan. Hal ini disebabkan oleh lemahnya demand atas kredit.

“Kalau menurut banker, pertumbuhan kredit lemah padahal bank menawarkan kredit tetapi demand-nya weak,” kata Mirza dalam Rakornas Kadin di Hotel Rizt Carlton, Jakarta, Selasa (3/10).

Menurut Mirza, hal ini lebih disebabkan karena kurangnya confidence di kalangan usaha. Kurangnya confidence ini menurutnya adalah akibat dari banyaknya informasi hoax yang beredar.

“Menurut saya kurang confidence. Takut pilkada lah, segala macam. Sudah ekspansi saja. Sentimen bisnisnya menurut saya terlalu weak, confidence harus baik, jangan kebanyakan baca hoax,” jelasnya.

Ia melanjutkan, beberapa ekspansi pada tahun 2012-2013 memang ada gejolak, namun apabila melihat gradual recovery dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, seharusnya ekspansi bisa dipertimbangkan.

“BI juga support terkait properti. LTV yang lebih baik. Stimulus moneter juga sudah diberikan dan kami dorong terus, ini harus ditambah dengan confidence,” katanya.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat standar (benchmark) bunga kredit bagi perbankan agar waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan bunga kredit oleh perbankan tidak terlalu lama.

Bila mengikuti perbankan, menurut Darmin penurunan bunga kredit cenderung membutuhkan waktu yang lama lantaran bank-bank mempertimbangkan permintaan kredit yang tak begitu tinggi sepanjang tahun ini.

“Situasi seperti itu (penurunan suku bunga BI), membuat mereka masih hitung-hitung apalagi permintaan kredit tidak terlalu tinggi, sehingga tingkat bunga kredit tidak cepat turun," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×