Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat ruang penurunan suku bunga kredit masih terbuka. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan terdapat beberapa faktor yang akan memengaruhi kondisi bunga kredit perbankan.
Pertama, likuiditas sangat longgar. Kedua, BI masih menempuh kebijakan suku bunga rendah.
"Ketiga dan utama adalah perbedaan suku bunga kredit dan dana yang masih tinggi. Keempat, persepsi risiko kredit yang menurun," ujar Perry dalam paparan virtual pada Kamis (18/11).
Melihat empat faktor itu, Bank sentral optimistis masih ada ruang penurunan suku bunga kredit.
Baca Juga: Terapkan BI-Fast, Bank Woori siapkan infrastruktur pendukung
Perry menyatakan Suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah dan likuiditas yang masih longgar mendorong suku bunga kredit perbankan terus dalam tren menurun.
Di pasar uang dan pasar dana, suku bunga PUAB overnight dan suku bunga deposito 1 bulan perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 52 bps dan 151 bps sejak Oktober 2020 menjadi 2,80% dan 3,17% pada Oktober 2021.
"Di pasar kredit, penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK) perbankan terus berlanjut, diikuti penurunan suku bunga kredit baru. Aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong perbaikan persepsi risiko perbankan, sehingga berdampak positif bagi penurunan suku bunga kredit baru," tuturnya.
Baca Juga: Perbankan syariah targetkan pembiayaan tumbuh dua digit di tahun depan
Ia menyatakan Bank Indonesia terus mendorong perbankan untuk melanjutkan penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kredit kepada dunia usaha.
Asal tahu saja, BI memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan alias BI 7 days reverse repo rate di level 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur BI November 2021.
Selain menahan suku bunga acuan, bank sentral juga menahan suku bunga deposit facility sebesar di level 2,75% dan suku bunga lending facility di level 4,25%.
Selanjutnya: Perbankan syariah targetkan pembiayaan tumbuh dua digit di tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News