kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI revisi target pertumbuhan ekonomi 2020, ekonom: Angka hasil revisi lebih realistis


Kamis, 19 Maret 2020 / 21:24 WIB
BI revisi target pertumbuhan ekonomi 2020, ekonom: Angka hasil revisi lebih realistis
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia secara live streaming di Jakarta, Kamis (19/3/2020).Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indoensia 2020 menjadi 4,2% - 4,6% di tengah wabah c


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah merebaknya Covid-19, Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi 4,2%-4,6%. Padahal sebelumnya, bank sentral meramal pertumbuhan ekonomi domestik bisa berada di kisaran 5,0% - 5,4%.

Peneliti ekonomi senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi melihat bahwa angka revisi tersebut realistis. Menurutnya, ini didasarkan oleh wabah Covid-19 yang telah menjadi pandemik dan meluas ke berbagai negara.

Baca Juga: Kurs rupiah nyaris tembus Rp 16.000 per dolar AS, apa kata Menko Airlangga?

"Termasuk negara-negara tujuan ekspor Indonesia dan negara-negara investor utama Indonesia,baik portofolio investor maupun Foreign Direct Investment (FDI) investor," kata Eric kepada Kontan.co.id, Kamis (19/3).

Selain itu, ini juga disebabkan oleh wabah yang telah masuk ke dalam negeri dan bahkan telah merenggut nyawa 25 orang. Tak hanya itu, ini tentu saja berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi, khususnya konsumsi dan produksi dalam negeri.

Mengikuti perkembangan tersebut, bahkan IKS juga merevisi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini menjadi 4,3%.

Baca Juga: Suku bunga BI turun lagi, ekonom Bank Mandiri: Sepertinya ini yang terakhir

Eric menambahkan, bila pertumbuhan ekonomi Indonesia ingin lebih tinggi, maka yang harus dilakukan adalah menghentikan sumber masalahnya. Oleh karenanya, pemerintah harus menghentikan wabah Covid-19 ini.

"Wabah Covid-19 di negara-negara lain itu faktor eksternal, tetapi pemerintah mesti all out dalam menghentikan. Kita sudah kehilangan 2 bulan karena terlambat merespons," tambah Eric.

Selain menggerogoti prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, wabah ini juga membuat investor global memilih untuk melepas asetnya, baik saham maupun Surat Berharga Negara (SBN). Inipun yang membuat aliran investasi portofolio mengalami pembalikan modal.

Baca Juga: Bank Indonesia (BI) tangkap Rp 192 triliun SBN yang dilepas investor

BI menyebut, penyesuaian aliran modal asing di pasar keuangan domestik ini menekan nilai tukar rupiah. Pelemahan rupiah semakin dalam. Bahkan, hingga hari ini (19/3) nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menurut Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), telah menyentuh angka Rp 15.712.

Meski begitu, Eric masih optimis bahwa rata-rata tahunan rupiah masih bisa berada di kisaran Rp 14.000. Bahkan di akhir tahun juga masih bisa. Akan tetapi, ini tergantung secepat apa wabah Covid-19 ini bisa dihentikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×