kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI rate turun, ekonom LPEI UI nilai untungkan penerbitan utang pemerintah


Minggu, 21 Februari 2021 / 17:52 WIB
BI rate turun, ekonom LPEI UI nilai untungkan penerbitan utang pemerintah
ILUSTRASI. Bank Indonesia


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Makro Ekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan tren suku bunga rendah tentu akan menguntungkan pemerintah, terutama bila pemerintah menerbitkan surat utang baru.

Adapun Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan pada pekan lalu sebanyak 25 basis poin (bps). Sehingga, posisi BI-7 day reverse repo rate (BI7DRR) saat ini sebesar 3,5%.

Lebih lanjut, Riefky menilai penerbitan utang pemerintah pusat dengan biaya dana yang lebih rendah akan cenderung efektif dilakukan di tahun ini, mengingat kebutuhan pembiayaan penanganan virus corona yang masih tinggi.

“Transmisinya adalah dengan suku bunga yang rendah diharapkan dapat menurunkan Yield SUN dan SBN. Namun, tentunya yield bisa turun tidak hanya dipengaruhi oleh suku bunga saja, tapi juga dari fiscal prudence,” kata Riefky kepada Kontan.co.id, Minggu (21/2).

Kata Riefky, apabila fiscal prudence bisa dijaga tetap baik tahun ini maka yield akan ikut turun. Akan tetapi, bila tidak maka perceived country risk oleh investor terhadap surat utang Indonesia akan meningkat.

Baca Juga: Penurunan suku bunga acuan BI jadi sentimen positif utang pemerintah

“Sehingga, menyebabkan yield akan meningkat sehingga beban utang pemerintah akan naik bila menerbitkan surat utang,” kata Riefky.

Kendati demikian, Riefky yakin penurunan suku bunga acuan BI, akan membuat beban bunga utang pemerintah pusat akan lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sebagai info, sepanjang tahun ini pemerintah akan menerbitkan SBN sebesar Rp 1.207,3 triliun. Angka tersebut lebih tinggi 2,55% dari realisasi penerbitan SBN tahun lalu sejumlah Rp 1.177,2 triliun.

Adapun, pada kuartal I-2021, SBN yang akan ditawarkan pemerintah bakal sebesar Rp 342 triliun atau setara 28,32% dari total rencana penerbitan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×