Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan akan terjadi inflasi pada bulan Maret 2019 sebesar 0,14% dengan inflasi tahun kalender (Januari-Februari) sebesar 0,39%.
Sedangkan Februari 2019, secara nasional Indonesia mengalami deflasi bulanan 0,08% dengan inflasi tahun kalender sebesar 0,24%. Inflasi tahunan pada Februari 2019 tercatat 2,57%. sedangkan pada Maret 2019 inflasi terhitung lebih rendah, atau diproyeksikan sebesar 2,51%.
"Dengan inflasi itu cukup moderat dan bisa dikatakan itu sangat kecil," jelas Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, Jumat (29/3).
Kendati rendah, BI mengatakan tidak perlu khawatir sebab bukan mengindikasikan daya beli konsumen yang rendah. Kondisi ini bisa digambarkan melalui melalui indeks keyakinan konsumen (IKK) yang dirilis BI sebesar 123,1. Angka tersebut tetap berada pada level optimis, karena di atas 100.
"Itu gambaran confidence konsumen tinggi baik melalui investasi dan konsumsi," jelas Dody.
BI mencatat dari sisi stabilitas harga, kondisi semakin baik. Faktor pendorong inflasi bulan ini karena kenaikan harga di beberapa komoditas. Harga bawang merah naik 0,13% secara bulanan, bawang putih naik 0,04%, cabai rawit naik 0,01%, air minum kemasan naik 0,01% dan angkutan udara naik 0,02%.
Sementara itu, beberapa komoditas yang menyumbang deflasi adalah harga daging ayam ras yang turun 0,06%. Selain itu, penurunan harga juga terjadi pada telur ayam ras (-0,02%), beras, wortel dan bahan bakar minyak (BBM) masing-masing turun sebesar 0,01%.
Sekadar info, penyebab pendorong deflasi pada bulan lalu adalah penurunan harga di beberapa kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan yang turun 1,11%.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), beberapa komoditas yang menyumbang deflasi pada Februari yaitu daging ayam ras, cabai merah, telur ayam, bawang merah, bensin, cabai rawit, ikan segar, wortel dan jeruk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News