CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.757   28,00   0,17%
  • IDX 8.420   13,34   0,16%
  • KOMPAS100 1.164   -0,44   -0,04%
  • LQ45 848   -0,95   -0,11%
  • ISSI 294   0,44   0,15%
  • IDX30 442   -0,63   -0,14%
  • IDXHIDIV20 514   -0,01   0,00%
  • IDX80 131   0,01   0,01%
  • IDXV30 135   -0,15   -0,11%
  • IDXQ30 142   -0,01   -0,01%

BI perkiraan inflasi November 0,34%, dipicu kenaikan harga telur dan minyak goreng


Minggu, 28 November 2021 / 07:35 WIB
BI perkiraan inflasi November 0,34%, dipicu kenaikan harga telur dan minyak goreng
ILUSTRASI. Peternak memanen telur ayam di salah satu peternakan di kawasan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan terjadi inflasi pada November 2021. Berdasarkan survei pemantauan harga pada pekan keempat November 2021, inflasi bulanan pada November sekitar 0,34%. Sehingga inflasi tahun kalender diperkirakan sebesar 1,27% dan inflasi tahunan sebesar 1,71%.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan, penyumbang utama inflasi November 2021 hingga pekan keempat yaitu telur ayam ras sebesar 0,10% (mtm), minyak goreng sebesar 0,08% (mtm), cabai merah sebesar 0,06% (mtm), emas perhiasan sebesar 0,02% (mtm), sawi hijau, bayam, daging ayam ras, sabun detergen bubuk, angkutan udara dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). 

"Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi antara lain bawang merah dan tomat masing masing sebesar -0,02% (mtm) dan -0,01% (mtm)," jelas Erwin dalam keterangan resminya Jumat (26/11). 

Baca Juga: Rupiah melemah 0,88% dalam sepekan, simak prediksinya untuk pekan depan

Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor dinamika penyebaran Covid-19, dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

BI juga akan memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×