kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI menyebut quantitative easing hingga September 2020 capai Rp 662,1 triliun


Selasa, 22 September 2020 / 15:45 WIB
BI menyebut quantitative easing hingga September 2020 capai Rp 662,1 triliun
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (17/9/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah melakukan injeksi likuiditas atau quantitative easing (QE) di perbankan senilai Rp 662,1 triliun, hingga pekan lalu (15/9).

Dalam laporan bertajuk Tinjauan Kebijakan Moneter September 2020 yang diterima Kontan.co.id, QE tersebut terutama bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp 155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp 491,3 triliun.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kalau longgarnya likuiditas Indonesia mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 29,22% pada Agustus 2020 dan rendahnya suk bunga PUAB overnight sekitar 3,31% pada Agustus 2020.

Baca Juga: Ingin mendorong kredit saat pandemi, berikut cara yang efektif menurut ekonom

“Longgarnya likuiditas serta penurunan suku bunga kebijakan berkontribusi menurunkan suku bunga deposito dan kredit modal kerja pada Agustus 2020 dari 5,63% dan 9,47% pada Juli 2020 menjadi 5,49% dan 9,44%,” ujar Perry.

Sementara itu, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun pada periode Agustus 2020 - September 2020 meningkat, dari 6,87% pada Agustus 2020, menjadi 6,92% pada September 2020, sejalan dengan proses penyesuaian pelaku asing di pasar keuangan domestik.

Sejalan dengan itu, pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada Agustus 2020 juga meningkat menjadi 19,3% yoy dan 13,3% yoy. Peningkatan ini terutama didorong oleh dampak ekspansi operasi keuangan pemerintah.

“Ke depan, ekspansi moneter bI yang sementara ini masih tertahan di perbankan, diharapkan bisa lebih efektif mendorong pemulihan ekonomi nasional, sejalan dengan percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan,” tandas Perry.

Selanjutnya: Ini dia langkah-langkah BI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×