kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

BI Menghitung Ada Efisiensi Hingga Rp 6 Triliun Karena Penggunaan BI-Fast


Kamis, 03 Agustus 2023 / 18:28 WIB
BI Menghitung Ada Efisiensi Hingga Rp 6 Triliun Karena Penggunaan BI-Fast
ILUSTRASI. BI terus mendukung perkembangan digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia untuk mengikuti perkembangan dunia.(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mendukung perkembangan digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia untuk mengikuti perkembangan dunia. 

Salah satu yang didorong oleh BI adalah BI-Fast. Deputi Gubernur BI Juda Agung mengungkapkan, perkembangan nominal transaksi BI Fast cukup manis. 

Dari awal implementasi BI-Fast hingga semester II-2023, BI-Fast telah digunakan oleh 1,51 miliar transaksi. 

Dengan perkembangan yang manis ini, Juda bilang ada efisiensi transaksi yang dihasilkan. Bahkan, nilainya menyentuh Rp 6 triliun. 

Baca Juga: Bank-Bank Besar Kian Memoles Layanan SuperApp

"Jadi kan BI-Fast lebih murah. Transfer antarrekening menggunakan BI-Fast hanya Rp 2.500. Lebih murah Rp 4.000. Kalikan saja Rp 4.000 dengan 1,51 miliar transaksi. Ada efisiensi Rp 6 triliun," terang Juda dalam sosialisasi UU P2SK, Kamis (3/8) di Jakarta. 

Sedangkan bila menilik nominalnya, total penggunaan BI-Fast dari awal tahun hingga kuartal II-2023 sudah mencapai Rp 4.478,8 triliun. 

Ini pun menunjukkan, transaksi digital makin menjadi preferensi masyarakat. Dengan demikian, BI dan otoritas terkait akan berupaya untuk melakukan pengembangan. 

Tak hanya itu, BI dan otoritas juga akan berupaya dalam sebisa mungkin melindungi masyarakat dari berbagai instabilitas yang juga merupakan risiko dari digitalisasi. 

"Inilah, Indonesia menjadi salah satu negara yang tercepat dalam proses digitalisasi, tetapi di satu sisi harus ada literasi masyarakat dan perlindungan konsumen," tandas Juda. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×