Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diyakini akan tetap menahan suku bunga acuan dalam rapat dewan gubernur BI Agustus 2023.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, BI masih akan menahan suku bunga acuan namun harus dibarengi dengan upaya stabilisasi nilali tukar rupiah.
"Apalagi, rupiah agak melemah beberapa waktu terakhir, seiring dengan ketidakpastian global," tutur David kepada Kontan.co.id, Senin (21/8).
Ketidakpastian yang dimaksud seperti pelemahan mata uang negara lain, termasuk yuan China.
Baca Juga: Di Tengah Melemahnya Yuan, China Turunkan Suku Bunga Acuan
Pun, ada pernyataan beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang membuka peluang kenaikan suku bunga acuan lagi di September 2023.
Dengan langkah tersebut, David bilang, spread antara suku bunga BI dan The Fed saat ini tipis.
Namun, spread suku bunga riil masih relatif lebar. Sehingga, dampak ke rupiah relatif masih stabil.
"Premi risiko investasi atau CDS turun, sementara outlook inflasi akan mengarah ke 2% jelang akhir tahun sehingga riil interest rate spread masih relatif lebar," kata David.
Menurut perhitungannya, BI paling cepat baru mengubah kebijakan suku bunga acuannya dengan menurunkan suku bunga pada awal tahun 2024.
Senada, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz juga memperkirakan suku bunga acuan BI masih akan tetap dilevel 5,75% pada bulan ini.
Meski, ia melihat memang dalam jangka pendek ini akan ada tekanan pada rupiah seiring dengan ketidkapastian pasar keuangan global.
Dari perhitungan Faiz, rupiah akan bergerak secara rerata di kisaran Rp 15.352 per dolar AS pada kuartal III-2023.
"Dengan demikian, memang masih ada kemungkinan depresiasi nilai tukar rupiah yang lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang," tandas Faiz.
Baca Juga: Jaga Rupiah, BI Diprediksi Masih Akan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News