Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah menggelontorkan bauran kebijakan untuk memitigasi dampak virus Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia.
Yang terbaru, bank sentral telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%, demikian juga dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,75% dan suku bunga lending facility yang diturunkan menjadi 5,25%.
Baca Juga: Ini langkah-langkah yang dilakukan Bank Indonesia dalam menghadapi virus corona
Ekonom Bank BCA David Sumual melihat, bauran kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh BI memang mampu menjaga pertumbuhan ekonomi. Namun, ini akan lebih ampuh bila ditambah dengan kebijakan dari sisi fiskal.
"Harus dari sisi fiskal lebih agresif. Moneter mungkin lebih kepada menjaga volatilitas rupiah dan menjaga likuiditas rupiah," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (25/3).
Lebih lanjut, David juga bilang saat ini ruang untuk stimulus yang dimiliki bank sentral mulai terbatas. Menurutnya, saat ini giliran stimulus fiskal yang harusnya gencar diberikan.
Sebagai tambahan informasi, dalam menjaga stabilitas perekonomian di tengah wabah Covid-19 ini, bank sentral juga telah mengambil langkah-langkah kebijakan seperti stabilisasi nilai tukar rupiah dengan melakukan triple intervention lewat pasar spot, DNDF, dan membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang dilepas asing hingga Rp 168,2 triliun (ytd).
BI juga telah melakukan injeksi likuiditas sebesar hampir Rp 300 triliun (ytd) baik likuiditas rupiah maupun valuta asing (valas).
Baca Juga: Catat, ini jadwal operasional dan layanan publik Bank Indonesia mulai 30 Maret
Selain itu, BI juga hadir untuk mempermudah bekerjanya pasar uang dan pasar valas di domestik maupun luar negeri, relaksasi ketentuan bagi investor asing terkait lindung nilai dan posisi devisa neto, serta melakukan pelonggaran makroprudensial bagi eksportir, importir, dan UMKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News