Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
Nilai tukar rupiah secara year-to-date juga terbilang stabil, bahkan mengalami apresiasi sebesar 2,64%. Menurut Perry, hal ini bukan hanya karena kondisi defisit transaksi berjalan yang mulai membaik, tetapi juga lantaran menariknya investasi portofolio di Indonesia.
Baca Juga: Industri Lesu Darah, Ekonomi Kian Payah premium
“Sampai 26 Juli, aliran portofolio asing yang masuk mencapai Rp 193,2 triliun, yaitu Rp 120,1 triliun ke SBN (surat berharga negara) dan Rp 72,1 triliun ke pasar saham,” lanjut Perry.
Selain itu, kondisi perekonomian yang positif ditunjukkan oleh premi risiko berdasarkan indikator CDS (Credit Default Swap) turun ke level yang dinilai sangat rendah yaitu 76,68.
Perry mengatakan posisi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan akhir 2018 lalu di mana CDS tercatat mencapai 135,9. Hal ini tak terlepas dari sentimen positif perbaikan peringkat kredit Indonesia oleh sejumlah lembaga internasional.
Baca Juga: Dorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, bunga acuan BI perlu turun lagi
Adapun, Perry mengungkapkan, BI masih melihat terbukanya ruang untuk kebijakan yang akomodatif. “Dengan stabilitas yang terjaga, seluruh instrumen kebijakan BI diarahkan untuk mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tandas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News