CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BI: Kinerja industri pengolahan tergelincir di kuartal I-2020


Senin, 13 April 2020 / 10:53 WIB
BI: Kinerja industri pengolahan tergelincir di kuartal I-2020
ILUSTRASI. BI: Kinerja industri pengolahan tergelincir di kuartal I-2020. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor industri pengolahan turun tajam pada kuartal I-2020. Tak hanya menurun, rupanya kinerja sektor tersebut bahkan berada pada fase kontraksi.

Berdasarkan data Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia (BI) terkini, PMI-BI di kuartal awal tahun ini tercatat sebesar 45,64% atau turun dari 51,50% pada kuartal IV-2019 yang lalu.

"Berdasarkan komponennya, penurunan kinerja tersebut disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada volume produksi, volume pesanan barang input, volume persediaan barang jadi, dan kecepatan penerimaan barang input," tulis BI dalam laporannya, Senin (13/4).

Baca Juga: Fokus stabilisasi rupiah, BI perlu tahan bunga acuan dalam RDG bulan ini

Terperinci, volume produksi pada kuartal ini tercatat mengalami kontraksi dengan indeks sebesar 43,10% setelah dalam dua tahun terakhir berada di fase ekspansi.

Kontraksi yang dialami komponen ini dipengaruhi oleh penurunan permintaan dan gangguan pasokan akibat mewabahnya Covid-19 yang terjadi baik di global maupun di Indonesia pada kuartal pertama ini.

Sementara, volume pesanan barang input juga tercatat berada di fase kontraksi dengan indeks sebesar 47,28% atau lebih rendah dari 53,27% pada kuartal sebelumnya. Ini merupakan kali pertama komponen ini berada pada fase kontraksi setelah sejak awal tahun 2018 tercatat ekspansif.

Demikian juga dengan volume persediaan barang jadi menunjukkan penurunan dengan indesk 46,69% atau lebih rendah dari 52,56% pada kuartal sebelumnya.

Penurunan volum eproduksi ini yang menjadi penyebab menurunnya volume persediaan barang. Lebih lanjut, kecepatan penerimaan barang input juga terkontraksi dengan indeks sebesar 43,22%.

Baca Juga: Jokowi putar otak selamatkan nasib karyawan selama wabah corona, ini 5 upayanya

Berbanding terbalik, indeks penggunaan jumlah tenaga kerja malah tercatat meningkat tipis pada kuartal I-2020 ini, yaitu dari 47,23% pada kuartal sebelumnya, menjadi 47,63%. Meski begitu, ini masih tercatat dalam fase kontraksi.

Untuk selanjutnya, fase kontraksi diperkirakan masih membayangi kinerja industri pengolahan di kuartal II-2020 meski masih berada dalam fase kontraksi.

PMI-BI pada kuartal kedua tahun ini diproyeksikan sebesar 48,79% atau meningkat dari kuartal I-2020. Perbaikan terutama disebabkan oleh ekspansi volume pesanan barang input dan volume persediaan barang jadi.

Sementara itu, volume produksi dan penggunaan tenaga kerja diperkirakan juga membaik meski kedua komponen tersebut juga masih diperkirakan tetap pada fase kontraksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×