kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Fokus stabilisasi rupiah, BI perlu tahan bunga acuan dalam RDG bulan ini


Senin, 13 April 2020 / 07:00 WIB
Fokus stabilisasi rupiah, BI perlu tahan bunga acuan dalam RDG bulan ini


Reporter: Bidara Pink | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pandemi Covid-19 tak hanya semakin menekan perekonomian, tetapi juga stabilitas keuangan. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) dinilai perlu fokus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. Salah satunya, dengan menahan bunga acuan di level 4,5%, setelah dua kali pemangkasan masing-masing 25 basis poin. 

Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi memandang, BI sebaiknya menahan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 13-14 April 2020. 

Baca Juga: Perry Warjiyo: Skenario terberat pertumbuhan ekonomi anjlok ke 1,1%

Menurutnya, saat ini bank sentral lebih baik fokus ke nilai tukar rupiah yang masih rentah karena tekanan capital outflows akibat pandemi Covid-19. 

"Ini seiring juga tekanan faktor eksternal dan domestik terkait ekspektasi investor global dan pelaku pasar finansial," kata Eric kepada KONTAN, Minggu (12/4). 

Ekonom Bank Pertama Josua Pardede juga melihat BI bakal menahan bunga acuannya bulan ini, meski masih ada ruang penurunan sejalan dengan respon kebijakan bank sentral di negara-negara maju yang akomodatif dan bahkan mendekati level 0% di tengah pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Rupiah perkasa di bawah Rp 16.000, ini kata Gubernur BI Perry Warjiyo

"Tapi, BI perlu fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam rangka menjaga confidence pelaku pasar di tengah masih tingginya ketidakpastian global akibat Covid-19," tegas Josua.

Ia mencatat, one month volatility rupiah, meningkat menjadi 26% dalam tiga minggu terakhir. Selain itu, rupiah juga tercatat mengalami depresiasi sekitar 14,5% year to date (ytd) dan menjadi nilai tukar yang mengalami depresiasi terbesar di kawasan Asia secara tahun kalender. 

"Oleh karenanya, bila BI menahan suku bunga acuan diperkirakan akan dapat membatasi capital flight dari pasar keuangan domestik dalam jangka pendek ini," tambah Josua.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×