kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI ingatkan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa lebih rendah dari 2,3%, ini sebabnya


Sabtu, 09 Mei 2020 / 09:55 WIB
BI ingatkan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa lebih rendah dari 2,3%, ini sebabnya


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2020 ini berpotensi lebih rendah dari 2,3% yoy. 

"Perkiraan kami secara keseluruhan semula bisa tumbuh 2,3% yoy, tapi ini bisa sedikit lebih rendah dengan realisasi kuartal I-2020 yang lebih rendah dari perkiraan. Kami akan hitung lagi," kata Perry, Rabu (6/5) via video conference. 

Seperti yang diketahui, pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini hanya sebesar 2,97% yoy. Ini lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah yang sebesar 4,4% yoy. 

Baca Juga: Prediksi Menkeu dan Gubernur BI meleset, ekonomi hanya tumbuh 2,97% di kuartal I-2020

Perry menambahkan, kondisi perekonomian terkini memang sangat dipengaruhi oleh upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). 

Apalagi, wilayah penerapan PSBB ini memakan 70% dari wilayah ekonomi Indonesia. Belum lagi pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan bisa -2%. Maka ini bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih lanjut. 

Dengan kondisi tersebut, Perry memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 bisa hanya 0,4% yoy, kuartal III-2020 sebesar 1,2% yoy, dan baru akan meningkat di kuartal IV-2020 bisa tumbuh 3,1% yoyo. 

Untuk ke depannya, Perry dan pemerintah berkomitmen untuk terus berupaya dalam menjaga perekonomian, terutama dari Covid-19. 

Baca Juga: Prediksi S&P soal pertumbuhan ekonomi Indonesia 1,8% bisa jadi kenyataan

"Stimulus fiskal dari pemerintah Insya Allah akan mengurangi dampak itu. Termasuk kebijakan restrukturisasi dunia usaha, pemulihan ekonomi. Sementara bank sentral akan menggelontorkan stimulus moneter sehingga perekonomian Indonesia ke depannya bisa lebih baik," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×