Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata melihat masih ada ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali menaikkan suku bunga acuan pada semester II-2022 ini, setelah pada bulan ini BI mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%.
Selain mengerek suku bunga acuan, bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 3% dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 4,5%.
Menurut hitungan Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, ruang bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan terbuka hingga 50 bps hingga akhir tahun dan hingga awal tahun depan. Ini untuk menjangkar ekspektasi inflasi inti dalam jangka pendek-menengah.
“Kenaikan suku bunga acuan ditujukan untuk menjangkar ekspektasi inflasi inti dalam jangka pendek dan menengah. Dalam artian, menahan permintaan untuk barang dan jasa dalam derajat tertentu sehingga inflasi inti dapat dikendalikan,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (23/8).
Baca Juga: Bank Mandiri Lihat Masih Ada Ruang bagi BI untuk Menaikkan Suku Bunga Lagi
Sedangkan untuk komponen inflasi barang bergejolak, Josua melihat dalam jangka pendek, yaitu Agustus 2022 dan September 2022, diperkirakan bisa melambat seiring dengan faktor musim panen. Sedangkan komponen inflasi harga diatur pemerintah pergerakannya akan sangat terpengaruh dengan kebijakan pemerintah, terutama subsidi energi.
Dengan langkah yang diambil oleh BI dan dengan kondisi terkini, Josua pun memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2022 bisa berada di kisaran 5,0% yoy hingga 5,5% yoy, atau melampaui batas atas target BI yang sebesar 4% yoy. Inilah kemudian sebab masih ada ruang bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan.
Nah, peningkatan suku bunga acuan pada Agustus 2022 ini tentu memiliki dampak. Menurut Josua, dampaknya akan terasa pada pertumbuhan ekonomi, terutama berkaitan dengan investasi dan konsumsi rumah tangga. Namun, tentunya ini akan bergantung pada seberapa cepat transmisi kenaikan suku bunga oleh sektor perbankan.
Namun demikian, Josua masih optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 akan berada di kisaran 5,0% yoy hingga 5,2% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News