kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.299   11,00   0,07%
  • IDX 6.747   -55,78   -0,82%
  • KOMPAS100 996   -9,48   -0,94%
  • LQ45 770   -7,15   -0,92%
  • ISSI 211   -0,88   -0,42%
  • IDX30 399   -2,65   -0,66%
  • IDXHIDIV20 482   -2,05   -0,42%
  • IDX80 113   -1,03   -0,90%
  • IDXV30 119   0,04   0,03%
  • IDXQ30 131   -0,84   -0,64%

Bank Mandiri Lihat Masih Ada Ruang bagi BI untuk Menaikkan Suku Bunga Lagi


Selasa, 23 Agustus 2022 / 19:39 WIB
Bank Mandiri Lihat Masih Ada Ruang bagi BI untuk Menaikkan Suku Bunga Lagi
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Selasa (24/7). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/24/07/2018


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri melihat masih ada ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali menaikkan suku bunga acuan pada semester II-2022 ini, setelah pada bulan ini BI mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%. 

Selain mengerek suku bunga acuan, bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 3% dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 4,5%. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, ini seiring dengan ketidakpastian global yang masih membayang, seperti peningkatan inflasi global yang mendorong normalisasi kebijakan moneter global yang lebih cepat daripada perkiraan. 

“Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan resesi global, sehingga menjadi sentimen negatif dan hengkangnya modal asing dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia,” ujar Faisal kepada Kontan.coid, Selasa (23/8). 

Baca Juga: Bunga Acuan BI Naik 25 Bps, Ini Efeknya bagi Perbankan

Selain itu, kondisi eksternal Indonesia juga terancam seiring dengan potensi menurunnya surplus neraca perdagangan karena perlambatan aktivitas ekonomi global. 

Sedangkan dari sisi dalam negeri, terbukanya ruang bagi BI untuk kembali menaikkan suku bunga acuan datang dari kemungkinan inflasi umum yang melebihi batas atas target BI yang sebesar 4% yoy. Sehingga, peningkatan suku bunga acuan ini diharapkan bisa menjangkar prospek inflasi ke depan. 

Menurut perkiraan Faisal, inflasi pada semester II-2022 ini berpotensi meningkat karena peningkatan aktivitas ekonomi dan permintaan masyarakat. Belum lagi, pemerintah memberi sinyal adanya peningkatan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Pertalite dan Solar. 

Peningkatan harga ini tak hanya memberi dampak pada inflasi umum, tetapi juga memberi dampak lanjutan ke sektor barang dan jasa sehingga nantinya akan menyundut inflasi inti, atau yang biasa dilihat BI sebagai tolak ukur inflasi secara fundamental. 

Menurut hitungan Faisal, ruang bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan terbuka hingga 50 bps. Sehingga, suku bunga acuan pada akhir tahun 2022 berpotensi berada di level 4,25%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×