kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Catat Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional Turun pada Kuartal II 2022


Senin, 26 September 2022 / 13:34 WIB
BI Catat Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional Turun pada Kuartal II 2022
BI Catat Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional Turun pada Kuartal II 2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Bank Indonesia (BI) mencatat kewajiban neto Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal II 2022 menurun. 

Hal itu terlihat dari posisi PII Indonesia periode April hingga Juni 2022 sebesar 270,4 miliar atau setara 21,3% produk domestik bruto (PDB). Posisi ini turun dari kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 287,8 miliar.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan,"penurunan kewajiban neto tersebut berasal dari penurunan posisi kewajiban finansial luar negeri (KFLN) yang disertai peningkatan posisi aset finansial luar negeri (AFLN)," tulisnya dalam laporannya, Senin (26/9).

Menurut Erwin, posisi KFLN Indonesia pada kuartal II turun 2,3% menjadi US$ 704,3 miliar dibandingkan kuartal I yang sebesar US$ 720,8 miliar.

Baca Juga: BI: Harga Bensin Naik, Inflasi Akhir September Diprediksi Sentuh 1,10% MoM

Penurunan posisi KFLN ini disebabkan oleh faktor perubahan lainnya, terkait nilai instrumen keuangan domestik berdenominasi rupiah karena penurunan harga dan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. 

Namun, penurunannya bisa tertahan oleh transaksi KFLN yang mencatat surplus, berupa arus masuk investasi langsung dan investasi portofolio pada periode laporan. Ini menunjukkan masih adanya optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga. 

Kemudian, posisi AFLN pada akhir kuartal II-2022 tercatat US$ 433,9 miliar atau naik 0,2% dari kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 433,0 miliar. Perkembangan ini didukung posisi aset investasi portofolio dan investasi lainnya yang naik, seiring bertambahnya penempatan aset di luar negeri. 

Baca Juga: BI: Likuiditas Perekonomian Melambat pada Agustus 2022

Peningkatan posisi AFLN tertahan oleh faktor perubahan lainnya, terkait penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang utama dunia dan penurunan harga beberapa aset luar negeri. 

Lebih lanjut, di tengah penurunan PII ini, BI memandang rasio kewajiban neto PII Indonesia terhadap PDB masih terjaga. Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang, yaitu sebesar 93,4%, terutama dalam bentuk investasi langsung. 

Baca Juga: Berharap Utang Luar Negeri Turun di 2022

Ke depan, BI meyakini kinerja PII Indonesia akan tetap terjaga, sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi Covid-19 yang didukung sinergi bauran kebijakan BI dan pemerintah, serta otoritas terkait.

"BI juga akan tetap memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian," tandas Erwin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×