kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.370   -48,00   -0,29%
  • IDX 7.952   15,91   0,20%
  • KOMPAS100 1.106   -0,20   -0,02%
  • LQ45 812   -1,90   -0,23%
  • ISSI 268   1,83   0,69%
  • IDX30 421   0,16   0,04%
  • IDXHIDIV20 488   0,14   0,03%
  • IDX80 122   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 132   0,97   0,74%
  • IDXQ30 136   0,14   0,10%

BI Catat Inflasi 0,39% di Pekan Keempat Januari 2023


Jumat, 27 Januari 2023 / 19:06 WIB
BI Catat Inflasi 0,39% di Pekan Keempat Januari 2023
ILUSTRASI. Bank Indonesia proyeksi inflasi kembali terjadi di Januari 2023


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan kembali mencatat inflasi pada Januari 2023.

Berdasarkan survei pemantauan harga Bank Indonesia (BI) pada minggu keempat Januari 2023, perkembangan inflasi sampai dengan minggu keempat bulan ini diperkirakan sebesar 0,39% secara bulanan.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengungkapkan, komoditas utama penyumbang inflasi Januari 2023 sampai dengan minggu keempat yaitu bawang merah dan cabai rawit sebesar 0,06% secara bulanan (MTM)

Kemudian ada juga cabai merah dan beras masing-masing sebesar 0,05% secara bulan. Komoditas lainnya yang menyumbang inflasi adalah rokok kretek filter sebesar 0,04% MTM, emas perhiasan 0,03% MTM, bawang putih 0,02% MTM, serta tahu mentah, kangkung, nasi dengan lauk, rokok kretek, dan tarif air minum PAM  masing-masing sebesar 0,01%.

Baca Juga: Inflasi Mengancam Dunia, Jepang Catatkan Kenaikan Hingga 4,3% pada Januari 2023

Namun, masih ada beberapa komoditas yang mengalami deflasi sehingga menghambat laju inflasi, seperti bensin, angkutan udara masing-masing sebesar -0,06% MTM, telur ayam ras sebesar -0,03% MTM, daging ayam ras dan tomat masing-masing sebesar -0,01% MTM.

"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," ujar Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (27/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×