kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI: CAD tahun 2018 bisa capai 2,5% dari PDB bila tidak ada impor infrastruktur


Rabu, 27 Maret 2019 / 15:18 WIB
BI: CAD tahun 2018 bisa capai 2,5% dari PDB bila tidak ada impor infrastruktur


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat nilai impor barang modal terkait dengan pembangunan infrastruktur sepanjang tahun 2018 sebesar US$ 6 miliar. Apabila nilai impor tersebut tidak masuk dalam komponen defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD), maka defisit bisa dikisaran 2,5% dari produk domestik bruto (PDB).

"Jadi defisit di 2018 penyebabnya ada dua. Pertama harga komoditas turun dan ada pelemahan ekonomi, kedua karena infrastruktur," jelas Deputi Senior Gubernur BI Mirza Adityaswara, Selasa (27/3).

Seperti diketahui, CAD tahun lalu tercatat US$ 31,1 miliar atau setara 2,98% dari PDB. Kendati demikian, Mirza menjelaskan impor bahan baku ataupun barang modal terkait pembangunan infrastruktur memang dibutuhkan untuk pertumbuhan Indonesia, terutama dalam proses reformasi struktural.

Seperti diketahui, BI dan pemerintah menargetkan CAD tahun dikisaran 2,5% dari PDB. Untuk itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah mengurangi impor untuk proyek infrastruktur.

Tahun ini, pemerintah melalui Kementerian Koordinator (Kemko) bidang Ekonomi mengatakan saat ini fokus pada penggunaan bahan-bahan dalam negeri. "Sehingga diharapkan tidak setinggi tahun lalu," jelas Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (27/3).

Urusan infrastruktur dengan lokal konten ini diketuai oleh Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, dengan menggandeng Menko Ekonomi Darmin Nasution dan jajarannya. Namun terkait data yang lain, saat ini Iskandar mengatakan belum ada hitungan nilai impor yang bisa dikurangi.

Di sisi lain, perlu juga upaya diversifikasi ekspor untuk membantu mengurangi CAD. Upaya yang sudah dilakukan antara lain mendorong sektor otomotif, garmen dan elektronik. Selain itu juga mengurangi impor migas dengan mengganti ke bahan baku renewable, serta mendorong sektor pariwisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×