kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Bisa Kerek Suku Bunga Acuan Dua Kali di Kuartal III-2022 Bila Hal Ini Terjadi


Senin, 20 Juni 2022 / 20:14 WIB
BI Bisa Kerek Suku Bunga Acuan Dua Kali di Kuartal III-2022 Bila Hal Ini Terjadi
ILUSTRASI. Bank Indonesia diproyeksi akan kerek suku bunga di kuartal III-2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diproyeksi mengerek suku bunga acuan di awal semester II-2022, atau lebih tepatnya pada awal kuartal III-2022.

“Memang ada peluang BI akan segera menaikkan suku bunga acuan di kuartal III-2022, dan bahkan bisa dua kali peningkatannya,” kata Ekonom MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi kepada Kontan.co.id, Senin (20/6).

Dia menambahkan, potensi peningkatan suku bunga acuan di kuartal III-2022 ini terjadi seiring dengan kondisi inflasi dan ekspektasi inflasi yang meningkat, serta stabilitas upaya stabilitas nilai tukar rupiah.

Tirta menjabarkan, makin ke sini, ekspektasi inflasi nampak meningkat. Mengutip data per Mei 2022, marginal propensity to consume (MPC) naik di atas 70% yang menunjukkan mulai adanya peningkatan permintaan. Plus, bila dilihat dari ekspektasi harga, terlihat adanya kenaikan.

Baca Juga: Ekonom Ini Lihat BI Berpeluang Kerek Suku Bunga Acuan di Juli 2022

Bila ini terefleksikan dalam inflasi yang persisten, maka Tirta mengimbau BI untuk menyesuaikan kecepatan dalam peningkatan suku bunga acuan.

Apalagi dengan menimbang kondisi nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah sangat sensitif terhadap arus modal asing di aset portofolio seperti saham dan surat berharga negara (SBN). Untuk saat ini, asing masih hengkang dari pasar SBN, meski masih masuk di pasar saham.

Namun, valuasi Jakarta Composite Index (JCI) juga perlu diperhatikan. Dengan imbal hasil surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun di kisaran 7,4% hingga 7,5%, baiknya valuasi indeks harga saham gabuangan (IHSG) juga perlu dihitung ulang.

“Kalau tadi asing masuk ke pasar saham, kemudian melihat perlunya valuasi JCI, maka memungkinkan mereka kemudian hengkang. Ini bisa menekan nilai tukar rupiah,” tambah Tirta.

Nah, bila ini terjadi, Tirta memandang perlunya BI menimbang untuk mempercepat peningkatan suku bunga acuan, agar aset keuangan Indonesia tetap menarik dan aliran masuk modal asing tetap menjaga nilai tukar rupiah, plus ini sebagai upaya menjangkar inflasi untuk berada di kisaran sasaran.

Baca Juga: BI Diramal Akan Kerek Suku Bunga Tahun Ini, Bankir Yakin Kredit Terus Melaju

Namun, Tirta mengingatkan agar BI tetap harus mengacu pada data (data driven) dan melihat kondisi fundamental, alias tidak hanya mengikuti sentimen saja.

Sementara untuk saat ini, Tirta memperkirakan BI masih akan menahan suku bunga acuan di level 3,5% pada Juni 2022. Upaya normalisasi saat ini dilakukan lewat normalisasi likuiditas via peningkatan giro wajib minimum (GWM) sesuai dengan jadwal.

“Tantangan saat ini adalah bagaimana para pemangku kebijakan untuk menjaga pertumbuhan, sekaligus menjaga stabilitas,” pungkas Tirta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×