kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ekonom: Suku Bunga Bisa Dikerek Lagi Agar Rupiah Bisa di Bawah Rp 16.000 Per Dolar AS


Kamis, 02 Mei 2024 / 15:00 WIB
Ekonom: Suku Bunga Bisa Dikerek Lagi Agar Rupiah Bisa di Bawah Rp 16.000 Per Dolar AS
ILUSTRASI. Petugas Bank Mandiri menghitung Uang rupiah di Jakarta, Rabu (24/4). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/24/04/2024


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia masih berpeluang untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2024 ini.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai, BI bisa kembali menaikkan BI Rate pada RDG bulan ini, untuk mendorong nilai tukar rupiah berada di bawah Rp 16.000 per dolar AS.

Bhima juga menilai, keputusan BI untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25% pada April 2024 lalu menjadi keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah yang akhir-akhir ini mengalami pelemahan.

Di samping itu, Ia juga menilai, jika BI menaikkan suku bunganya, maka rupiah akan semakin dalam pelemahannya.

Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Turun pada April 2024, Begini Kata Menperin

“Karena kalau nanti menunggu The Fed akan menurunkan suku bunga, rasanya belum akan dalam jangka waktu pendek. Jadi perlu dicari titik keseimbangan baru dari rupiah dan salah satunya adalah dengan jalan menaikkan suku bunga BI,” tutur Bhima kepada Kontan, Kamis (2/5).

Meski begitu, Bhima mengakui naiknya BI Rate ini akan membuat sebagian masyarakat yang membutuhkan kredit konsumsi dan pelaku industri yang mempunyai utang luar negeri akan terbebani.

Akan tetapi, menurutnya tidak ada cara lain selain dengan menaikkan BI Rate, mengingat efek dari melemahnya nilai tukar sudah berdampak pada naiknya impor harga pangan, serta berbagai bahan baku lainnya.

“Jadi harus diselamatkan segera, dengan kebijakan suku bunga. Meski begitu menaikkan suku bunga saja tidak cukup, perlu dibarengi juga dengan kebijakan-kebijakan lain,” ungkapnya.

Kebijakan tersebut misalnya seperti kebijakan fiskal, seperti insentif industri yang berorientasi ekspor. Di samping itu pemerintah juga bisa membuat kebijakan yang bisa meningkatkan produksi pangan.

Baca Juga: BPS Catat Inflasi April 2024 Melandai Jadi 0,25% Secara Bulanan

“Meski ini kebijakan jangka menengah, tapi ini yang bisa dilakukan. Jadi tidak hanya moneter yang bekerja tetapi juga perlu koordinasi dengan kebijakan fiskal,” ungkapnya.

Untuk diketahui, rupiah spot masih bertahan menguat pada perdagangan Kamis (2/5) sore. Pukul 14.53 WIB, rupiah spot ada di level Rp 16.189 per dolar AS alias menguat 0,43% dari penutupan perdagangan hari sebelumnya yang ada di Rp 16.259 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×