kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI beberkan 6 faktor yang jadi pendorong pemulihan ekonomi tahun depan


Rabu, 02 Juni 2021 / 15:15 WIB
BI beberkan 6 faktor yang jadi pendorong pemulihan ekonomi tahun depan
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo beberkan 6 faktor yang jadi pendorong pemulihan ekonomi tahun depan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis perbaikan ekonomi Indonesia akan tetap berlanjut. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, setidaknya ada beberapa faktor yang mendorong. 

“Insya Allah perekonomian akan membaik dan setidaknya ada 6 faktor yang bisa memengaruhi, meski memang ada ketidakpastian dan risiko yang perlu dicermati,” ujar Perry dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu (2/6). 

Perry kemudian memerinci. Pertama pertumbuhan ekonomi global yang membaik. Ini memberikan peluang bagi ekspor Indonesia karena ini meningkatkan permintaan-permintaan dari luar negeri dan membuat harga komoditas andalan Indonesia tetap tinggi. 

Kedua, kecepatan dari progres vaksinasi. Perry bilang ini penting dalam mendorong konsumsi. Dengan adanya peningkatan konsumsi, permintaan naik, pasti akan mendorong pembukaan sektor riil. 

Baca Juga: BI masih akan mempertahankan suku bunga rendah di tahun 2021

Selain itu, progres vaksinasi juga didorong dengan kebijakan reformasi struktural di sektor riil seperti Undang-Undang (UU) Cipta Kerja sehingga bisa meningkatkan produktivitas untuk mendorong sektor riil.

Ketiga, keberlanjutan stimulus fiskal dalam mendorong ekonomi. Pemerintah sudah menggelontorkan kebijakan fiskal seperti bantuan kepada masyarakat, meski memang stimulus fiskal ini perlu mempertimbangkan stabilitas. 

Keempat, keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial. Perry mengatakan, bahwa bank sentral masih akan terus melanjutkan dua kebijakan ini. Apalagi, akan ada risiko pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) pada tahun depan. 

Kelima, kerja sama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mendorong kredit dan pembiayaan. 

Keenam, digitalisasi ekonomi dan keuangan dan dalam hal ini, BI sudah melakukan digitalisasi sistem pembayaran yang salah satunya dengan kampanye penggunaan QRIS. 

Selanjutnya: Kredit menganggur di bank masih besar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×