kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Berupaya hidup sejahtera di masa tua


Kamis, 16 Juli 2015 / 10:15 WIB
Berupaya hidup sejahtera di masa tua


Reporter: Andri Indradie, Lisa Riani, Merlina M. Barbara, Tedy Gumilar | Editor: Tri Adi

Masa pensiun idealnya dijalani siapa pun dengan bahagia dan sejahtera. Tak perlu lagi direpotkan dengan urusan mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tinggal khusyuk beribadah, menjaga kesehatan, jalan-jalan, berkumpul dengan keluarga, dan melakoni kegiatan apa pun yang disenangi.

Agar bisa menikmati gaya hidup yang ideal di masa pensiun semacam itu, tentunya Anda harus merencanakannya sejak dini saat Anda masih muda dan kuat bekerja. Ambil contoh, masa kerja dimulai sejak usia 25 tahun hingga pensiun di usia 55 tahun. Artinya masa produktif seseorang sekitar 30 tahun.

Di sisi lain, rata-rata angka usia harapan hidup hingga umur 75 tahun. Dengan begitu, seseorang harus bisa menyediakan biaya hidup untuk waktu 50 tahun dengan masa kerja selama 30 tahun saja. “Pada waktu kerja harus menyisihkan pendapatan. Karena akan mengalami 20 tahun enggak punya income,” kata Risza Bambang, Chairman PT Padma Raya Aktuaria.

Untuk mengetahui nominal kebutuhan dana di masa pensiun, Anda bisa menggunakan perhitungan sederhana. Hal pertama yang harus dicermati adalah pos pengeluaran bulanan atawa biaya hidup. Perhitungkan berapa dana yang dikeluarkan untuk membiayai hidup Anda sekeluarga saat ini. Lalu, evaluasi beberapa pos pengeluaran yang mungkin akan hilang ketika Anda pensiun.

Misalnya, saat ini Anda mungkin masih harus menanggung cicilan rumah atau kendaraan. Namun saat pensiun kewajiban-kewajiban tersebut mestinya sudah selesai ditunaikan. Demikian juga dengan biaya sekolah anak, biaya transportasi pergi-pulang rumah-tempat kerja, dan lain sebagainya.

Namun akan ada pengeluaran baru atau pos pengeluaran yang bertambah jumlahnya, yaitu pos hiburan. Sebagai pensiunan yang tidak lagi bekerja tentu butuh hiburan karena setiap hari adalah hari libur bagi mereka. Pos biaya hiburan tentu bukan cuma untuk berwisata dan jalan-jalan. Tapi juga termasuk melakoni hobi yang kemungkinan juga memakan biaya.

Pos dana kesehatan idealnya juga ikut membengkak seiring bertambahnya usia. Risiko sakit yang lebih besar menimpa pensiunan membutuhkan alokasi biaya yang juga lebih tinggi daripada mereka yang masih produktif. “Asuransi tidak dapat diandalkan pada masa pensiun, karena asuransi akan membebankan biaya premi yang tinggi untuk para pensiunan,” ujar perencana keuangan Aidil Akbar.

Budi Raharjo, perencana keuangan One Shieldt Consulting, menyebut jika Anda hanya ingin mempertahankan gaya hidup minimal, replacement rate atau tingkat penghasilan pensiun (TPP) mesti mencapai sekitar 70% dari penghasilan terakhir sesaat sebelum pensiun.

Jika di saat pensiun ingin menjalani gaya hidup yang tidak jauh berbeda dengan yang dijalani saat ini, maka TPP yang harus dipenuhi antara 80% sampai 90%. “Nah, kalau mau gaya hidup yang aspiratif, sesuai dengan keinginan, itu butuh antara 90% sampai 120% dari income yang sekarang,” kata Budi.


Metode pengeluaran
Setelah memasuki usia 40 tahun, pendekatan yang digunakan beralih dari berdasarkan penghasilan menjadi pengeluaran (expense method). Ini sejalan dengan pendapat Risza. Menurutnya, pendekatan pengeluaran lebih tepat digunakan lantaran semakin tua usia seseorang, harusnya pos pengeluarannya juga semakin mengecil. “Idealnya kalau orang sudah pensiun, anak-anaknya sudah mandiri. Sudah enggak punya utang, seperti kredit rumah dan mobil,” kata Risza.

Kalaupun sejak awal menggunakan pendekatan pengeluaran, kebutuhan dana pensiun tetap saja besar. Ambil contoh, biaya bulanan saat ini Rp 10 juta dan asumsi inflasi 10% per tahun. Menurut perencana keuangan Tatadana Consulting, Diana Sanjaja, dengan asumsi meninggal di usia 75 tahun, total dana pensiun yang harus disiapkan bisa mencapai Rp 26,4 miliar.

Masalahnya, mengumpulkan dana pensiun hingga miliaran rupiah agar bisa hidup nyaman, tenang, dan tenteram buat sebagian orang bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan perencanaan yang matang serta instrumen investasi yang tepat dan memberikan return yang sesuai.

Dalam perencanaan investasi dana pensiun, penempatan dana dengan mempertimbangkan profil risiko tetap harus menjadi patokan. Faktor lainnya yang harus dicermati adalah, semakin pendek jarak usia saat ini hingga usia pensiun, dana yang harus diinvestasikan setiap bulannya juga harus semakin besar.

Bagi Anda yang baru meniti karier, katakan saja di usia 23 tahun sampai 24 tahun, menyisihkan 10% dari penghasilan untuk investasi dana pensiun sudah mencukupi. Secara berangsur-angsur, porsinya bisa ditambah seiring semakin pendeknya umur saat ini dengan usia pensiun.

Namun, di masa-masa awal meniti karier ini, Budi menyarankan gaya investasinya jangan terlalu konservatif. Seluruh dana jangan ditempatkan di
instrumen tabungan yang return-nya saja tidak bisa mengalahkan inflasi. Diversifikasi ke instrumen bertipikal high risk high return seperti saham dengan porsi yang lebih besar perlu dipertimbangkan.

Sebab, semakin mendekati usia pensiun, alternatif investasi yang bisa dipilih kian menyempit. Porsi penempatan dana di instrumen berisiko tinggi perlu dikurangi. Pasalnya, “Tujuan investasi bukan lagi semata-mata pertumbuhan imbal hasil, tapi juga keamanan dan keberhasilan dari investasi tersebut,” ujar Budi.

Selain mengelola investasi  sendiri, Anda juga bisa memanfaatkan program yang diselenggarakan lembaga dana pensiun. Keuntungannya, Anda akan mendapatkan perlakuan pajak khusus. Di antaranya, iuran peserta dana pensiun lembaga keuangan bisa menjadi pengurang pajak penghasilan (PPh) pasal 21. Lalu, bebas pajak atas hasil investasi (PPh pasal 23) selama masa kepesertaan.

Anda sudah bersiap diri?    


Laporan Utama
Mingguan Kontan No.42-XIX, 2015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×