Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto bertemu Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim.
Prabowo mengatakan, pertemuannya dengan PM Anwar sangat intensif dan membahas banyak kerja sama. Menurutnya, hubungan kedua negara intinya adalah keputusan politik (political will) bahwa Indonesia dan Malaysia harus kerja sama dengan erat.
"Hal-hal lain kita bisa selesaikan. Technical problems we can solve. The important thing is the political and strategic will," ujar Prabowo di Kuala Lumpur, Senin (27/1).
Prabowo mengatakan semua bidang terbuka untuk ditingkatkan kerjasamanya. Termasuk hal-hal terkait ketenagakerjaan.
"Kita akan selesaikan masalah-masalah bilateral. Masalah tenaga kerja pun kita sepakat untuk kita tertibkan," ucap Prabowo.
Sebelumnya, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) mendorong transparansi dalam penanganan 5 pekerja migran Indonesia (PMI) yang ditembak di Selangor Malaysia.
Baca Juga: Anggaran Perdin Dipotong Hingga 50%, PHRI: Aktivitas Hotel dan Restoran Bisa Turun
Diketahui, 1 pekerja migran meninggal dan 4 pekerja migran lainnya luka berat.
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) Abdul Kadir Karding menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya untuk PMI yang meninggal.
Pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan pihak kedutaan besar Indonesia di Malaysia dan atase kepolisian untuk memperjelas koordinasi masalahnya.
"Jadi 1 orang meninggal, 4 orang sedang dirawat di rumah sakit yang berbeda," ungkap Karding ditemui di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (27/1).
Pemerintah juga melakukan koordinasi dengan otoritas di Malaysia agar bisa mendampingi penanganan jenazah maupun PMI yang dirawat di rumah sakit.
"Sekaligus kemungkinan ada proses hukum kedepan. Itu juga minta, kita akan berusaha menyiapkan, misalnya tim advokasi untuk mendampingi mereka," ujar Karding.
Terkait di dalam negeri, Karding sudah meminta jajarannya untuk memastikan seluruh keluarga PMI mengetahuinya.
Karding mengaku belum bisa kontak langsung belum dengan PMI tersebut karena belum dibolehkan dan masih dalam pengawasan Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APPM).
"Kita baru bisa diakses itu kalau tidak salah hari Rabu (29 Januari), Kamenlu baru dibukakan akses. Jadi kita menghormati proses yang ada dalam negeri mereka," ucap Karding.
Kementerian PPMI juga meminta Kementerian Luar Negeri untuk mendorong agar penegak hukum di Malaysia transparan mengenai penembakan tersebut.
"Jadi terang benderang proses proses ini, sehingga jauh lebih baik," terang Karding.
Sebelumnya, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mengonfirmasi insiden penembakan terhadap lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) oleh Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, pada Jumat (24/1/2025) pukul 03.00 WIB.
Akibat kejadian tersebut, satu PMI meninggal dunia, sementara empat lainnya mengalami luka berat.
Baca Juga: Survei Indikator Sebut 79,3 Persen Publik Puas dengan Kinerja Prabowo
Selanjutnya: Ekspansi ke Pasar Internasional Dorong Kinerja Garuda Daya Pratama Sejahtera di 2024
Menarik Dibaca: Bali Mayoritas Hujan, Waspadai Hujan Petir di 3 Wilayah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News