Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - BADUNG, BALI. Presiden Joko Widodo secara maraton melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pemimpin tertinggi negara-negara G20 mulai pagi hari ini hingga sore.
Pada hari ini Presiden melakukan beberapa pertemuan bilateral diantaranya dengan Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula Von Der Leyen, juga Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Pada pagi hari Presiden Joko Widodo bersama Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed yang ada di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
Baca Juga: MRT Jakarta Catatkan Jumlah Penumpang 2,2 Juta Orang pada Oktober 2022
Pada pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida di The Apurva Kempinski Bali, Senin, 14 November 2022, presiden Jokowi mengajak PM Kishida bersama-sama menyukseskan KTT G20 agar hasilkan deklarasi bersama.
Menurut Presiden Jokowi harapan dunia sangat besar terhadap G20 sebagai katalis pemulihan global.
"Kesuksesan G20 merupakan collective responsibility dari seluruh negara G20,” kata Presiden Jokowi.
Mengenai kelanjutan kerja sama ekonomi Indonesia dengan Jepang, Presiden Jokowi mendorong penyelesaian Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
"Kinerja kerja sama ekonomi Indonesia Jepang cukup baik. Saya yakin kinerja ini akan dapat lebih baik jika kita IJEPA dapat selesaikan segera," kata Presiden Jokowi.
Baca Juga: Menhub: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Proyek Jangka Panjang
Hal lain yang dibahas Presiden Jokowi yaitu mengenai dukungan kepada pembangunan infrastruktur di Indonesia seperti mass rapid transit (MRT).
Presiden Jokowi mengapresiasi penandatanganan nota kesepahaman kelanjutan MRT fase 1 hari ini dan kerja sama studi MRT fase 3 akhir Oktober 2022.
"Saya harapkan dukungan agar proyek MRT bisa selesai tepat waktu," ucap Presiden.
Kerja sama di kawasan juga menjadi hal yang diperbincangkan dalam pertemuan bilateral tersebut.
Menurut Presiden Jokowi , keketuaan ASEAN oleh Indonesia bertepatan dengan peringatan 50 tahun ASEAN-Jepang.
Presiden menggarisbawahi pentingnya untuk terus menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan dan membangun industri hijau di kawasan.
"Saya mendorong implementasi konkret sinergi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dengan Free and Open Indo-Pacific (FOIP)," katanya.
Baca Juga: Proyek MRT Jakarta Fase 3 Ditargetkan Mulai Dibangun pada Tahun 2024
Tahun depan, Indonesia juga akan mendorong engagement negara di kawasan Indo Pasifik dengan ASEAN.
Karena itu, Indonesia juga ingin mengajak Jepang mempererat kerja sama dengan negara-negara di Pasifik.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepanga adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Selain itu turut mendampingi Presiden, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani.
Secara terpisah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam pernyataan tertulis menyampaikan saat ini ada dua negara Jepang dan Inggris, menyatakan minatnya untuk berpartisipasi pada proyek pengembangan angkutan massal perkotaan MRT Jakarta.
Karena itu Pada Senin (14/11), telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dengan Jepang dan Inggris, yang berlangsung di Bali.
Baca Juga: Studi Kelayakan Proyek MRT Jakarta Fase 3 Ditargetkan Rampung Tahun 2023
Penandatanganan ini dihadiri oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri untuk Kerja Sama Luar Negeri Jepang Satoru Mizushima, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins, serta PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Adapun nota kesepahaman yang ditandatangani yaitu:
Pertama, Memorandum of Cooperation (MoC) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang tentang kelanjutan pembangunan MRT Jakarta East-West Line Phase 1.
Kedua, Letter of Intent (LoI) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Inggris tentang Kerja Sama Pembangunan MRT Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Budi Karya mengatakan, saat ini banyak negara yang berkeinginan untuk melakukan investasi membangun infrastruktur transportasi di Indonesia, khususnya MRT.
“Jepang dan Inggris merupakan dua mitra strategis Indonesia yang telah banyak melakukan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang, termasuk sektor transportasi,” kata Budi Karya.
Dengan adanya nota kesepahaman ini, Menhub berharap menjadi langkah awal percepatan pengembangan MRT di Jakarta, yang dapat menjadi solusi mengurangi kemacetan dan juga sebagai moda transportasi publik yang ramah lingkungan, sehingga mampu mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas udara bersih.
Budi Karya juga menjelaskan, momentum Presidensi Indonesia dalam KTT G20 tahun ini dimanfaatkan untuk mencari peluang kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi dengan banyak negara, melalui pendanaan kreatif non-APBN.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan 3 Opsi Lintasan Pengembangan MRT Jakarta Fase 4
Hal ini dilakukan agar pembangunan infrastruktur transportasi dapat terus dilakukan dalam rangka meningkatkan konektivitas dan daya saing negara, di tengah keterbatasan APBN.
Menurut Budi seperti perintah Presiden Jokowi bahwa pengembangan angkutan massal perkotaan seperti MRT Jakarta sangat penting untuk terus dilakukan.
Saat ini DKI Jakarta dinilai sebagai kota yang cukup representatif untuk percontohan pengembangan angkutan massal perkotaan.
"Tempat-tempat lain yang sekarang sedang akan dilakukan studi berkaitan dengan MRT dan LRT yaitu Medan, Bandung, Surabaya, dan Bali. ” kata Menhub.
Sementara itu, Wakil Menteri untuk Kerja Sama Luar Negeri Jepang Satoru Mizushima mengatakan, Jepang telah berpartisipasi pada pembangunan MRT Jakarta koridor selatan - utara (Lebak Bulus - HI) yang telah diresmikan oleh Presiden RI pada Maret 2019.
Ia meyakini, dengan adanya pengalaman kerjasama kedua negara dalam membangun MRT, akan membantu dalam memfasilitasi pembangunan MRT selanjutnya yaitu koridor timur - barat (east - west).
"Saya berharap kelanjutan kerja sama ini akan semakin meningkatkan kerja sama kedua negara ke depannya di sektor perkeretaapian," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Owen Jenkins mengungkapkan kebanggaannya karena Inggris telah ambil bagian dalam pengembangan transportasi kereta di Indonesia, termasuk proyek MRT Jakarta east-west fase pertama dan proyek LRT Jakarta.
'Inggris selalu siap untuk mendukung Kementerian Perhubungan dan Pemerintah DKI Jakarta untuk mengembangkan fase-fase MRT berikutnya, termasuk melalui Expression of Interest dari UK Export Finance untuk menyiapkan pendanaan sebesar US$ 1,25 miliar. Kami siap untuk berkolaborasi dengan seluruh mitra untuk membawa kerja sama ini ke tahap selanjutnya", ujar Owen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News