kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.312   14,00   0,09%
  • IDX 7.161   43,82   0,62%
  • KOMPAS100 1.044   9,40   0,91%
  • LQ45 801   5,79   0,73%
  • ISSI 232   2,15   0,93%
  • IDX30 415   1,05   0,25%
  • IDXHIDIV20 487   1,62   0,33%
  • IDX80 117   0,88   0,75%
  • IDXV30 120   0,23   0,20%
  • IDXQ30 134   0,30   0,23%

Bertahan Hidup, Kelas Menengah Memilih Makan Tabungan DIbanding Berutang


Rabu, 19 Februari 2025 / 18:22 WIB
Bertahan Hidup, Kelas Menengah Memilih Makan Tabungan DIbanding Berutang
ILUSTRASI. Penyerapan Tenaga Kerja: Suasana di sebuah perusahaan di Jakarta, Jumat (12/01/2024). . KONTAN/Baihaki/12/01/2024


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. DI tengah ketidakpastian ekonomi menarik rasanya memantau kelas menengah untuk bertahan. 
Direktur Riset Katadata Insight Center, Gundy Cahyadi mengungkapkan, survei KIC menemukan fakta bahwa perilaku finansial kelas menengah sebetulnya cukup positif. 

Sebanyak 70% responden melakukan perencanaan keuangan. Satu dari dua responden memisahkan anggaran untuk tagihan dan keperluan harian. Selain itu, lebih dari 40% responden mencatat pengeluaran mereka. 

Perilaku positif juga tercermin saat kelas menengah mengalami pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. "Mayoritas responden (76,3% ) memilih menggunakan tabungan alias makan tabungan untuk bertahan hidup,” kata Gundy, di dalam acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 025, di Jakarta, Selasa (18/2).

Baca Juga: 7 Masalah yang Kerap Dialami Kelas Menengah

Ini artinya, kata Gundy, hanya sebagian kecil yang memilih opsi-opsi pinjaman berbunga (masing-masing kurang dari 15%. Perilaku ini menunjukkan pengelolaan keuangan yang tergolong baik. Mereka cenderung menghindari utang dan lebih mengandalkan cadangan keuangan pribadi untuk bertahan hidup.

“Kelas menengah mengalokasikan 19,3% penghasilan untuk tabungan. Sebagian besar berencana menggunakan tabungan ini sebagai dana darurat,” tutur Gundy.

Sementara itu, alokasi anggaran untuk tujuan jangka panjang atau perencanaan masa depan relatif masih rendah. Pada dasarnya, perencanaan keuangan jangka panjang memang belum menjadi prioritas bagi kelas menengah. 

Di sisi lain, demi memenuhi biaya hidup maka kelas menengah menjalankan pekerjaan sampingan. Survei KIC mencatat, hampir 50% masyarakat di segmen ini memiliki pekerjaan sampingan alias side hustle. 

Gundy juga menekankan, kekhawatiran tentang perekonomian berpengaruh besar terhadap cara pandang kelas menengah soal kebutuhan hidup.“Kekhawatiran ini terkesan menjadi faktor utama yang menentukan perspektif kelas menengah tentang keperluan pendidikan, kesehatan, dan hunian,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×