kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berpotensi Lemahkan Rupiah, LPEM UI Nilai BI Menahan Suku Bunga Acuannya


Selasa, 20 Agustus 2024 / 17:37 WIB
Berpotensi Lemahkan Rupiah, LPEM UI Nilai BI Menahan Suku Bunga Acuannya
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang dolar Amerika Serikat?pada gerai jasa penukaran uang asing di Jakarta, Jumat (3/5/2024). Pada penutupan hari ini kurs rupiah di pasar spot menguat 0,63% ke Rp 16.083 per dolar AS. Sementara, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga menguat 0,66% menjadi Rp 16.094 per dolar AS. Secara akumulatif, pekan ini di pasar spot dan JISDOR BI rupiah menguat 0,78% secara mingguan. Penguatan rupiah diperkirakan berasal dari sentimen global keputusan suku bunga acuan The Fed,?serta ekspektasi melonggarnya pasar tenaga kerja AS.(KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI) menilai, meskipun inflasi menurun, penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang terlalu cepat dapat berdampak negatif bagi perkembangan nilai tukar rupiah.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky menilai, penurunan suku bunga atau BI-rate akan meningkatkan volatilitas rupiah dan berpotensi melemahkan rupiah karena dapat memicu arus modal keluar.

Riefky menyebut, untuk menjaga perbedaan suku bunga dan menstabilkan mata uang, BI perlu menyelaraskan momentum penurunan suku bunga dengan pelonggaran moneter The Fed.

“Oleh karena itu, BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25% rapat dewan gubernur bulan Agustus ini,” tutur Riefky dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/8).

Adapun setelah Amerika Serikat (AS) tidak merubah tingkat suku bunga acuannya pada rapat FOMC di Juli lalu, kondisi terkini terkait inflasi dan pasar tenaga kerja di AS mendorong naiknya ekspektasi bahwa akan terjadi penurunan suku bunga acuan di rapat FOMC September mendatang.

Besok Rabu (21/8), BI akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG). Saat ini tingkat suku bunga BI berada di level 6,25% atau bertahan sejak kenaikan 25 basis poin (bps) pada April lalu.

Baca Juga: Ada Kans Pemangkasan BI Rate, Namun Perlu Hati-Hati

Sementara itu dari global, berdasarkan data CME FedWatch Tool, sebuah indikator yang mengukur ekspektasi pasar terhadap tingkat Fed Funds Rate (FFR), probabilitas The Fed untuk menahan suku bunganya dalam FOMC mendatang sudah menyentuh 0% sejak 24 Juli lalu.

Per 16 Agustus, ekspektasi pasar mengindikasikan adanya 75% probabilitas pemotongan suku bunga sebesar 25 bps dan 25% probabilitas pemotongan suku bunga sebesar 50 bps oleh The Fed di rapat FOMC berikutnya.

Sebagaimana diketahui, BI akan mengumumkan hasil menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21 Agustus 2024. Tingkat suku bunga BI saat ini di level 6,25% yang bertahan sejak kenaikan 25 basis poin (bps) pada April lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×