kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bengkulu jajaki pengelolaan sampah jadi listrik


Selasa, 30 September 2014 / 14:09 WIB
Bengkulu jajaki pengelolaan sampah jadi listrik
ILUSTRASI. IFG akan menggalang pendanaan mandiri untuk menyelesaikan migrasi polis Jiwasraya. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

BENGKULU. Pemerintah Kota Bengkulu, melakukan penjajakan dan menindaklanjuti hasil riset yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam hal penggunaan gas metan menjadi energi listrik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 

Riset sebelumnya telah dilakukan bersama Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bengkulu di TPA, Air Sebakul, Kota Bengkulu.

"LIPI telah melakukan riset terhadap TPA Air Sebakul yang mampu menghasilkan gas metan untuk digunakan sebagai energi listrik, hasil riset itu direncanakan akan dimanfaatkan oleh Pemkot Bengkulu," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bengkulu, Iskandar, ZO, Selasa (30/9/2014). 

Iskandar mengatakan, Pemkot Bengkulu akan menganggarkan dana kerjasama dan pembuatan instalasi listrik tersebut dalam APBD. Dia menjelaskan, hasil riset BLH dan LIPI menemukan terdapat 30.000 watt listrik yang terkandung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Air Sebakul, Kota Bengkulu. 

Kandungan energi listrik itu dapat digunakan selama 30 tahun. Kandungan tersebut dihitung berdasarkan luasan lahan dan jumlah tutupan sampah di lokasi TPA selama beberapa tahun dengan memanfaatkan gas metan sebagai bahan dasar pengganti solar untuk menghasilkan energi listrik. 

Pemanfaatan gas metan dari hasil sampah di TPA, menurut dia, dapat mengurangi pelepasan gas karbon. 

Selain itu, kata dia, teknologi itu akan dapat mengurangi efek rumah kaca yang menjadi ancaman bagi bumi. Investasi energi di bidang ini pun, menurut Iskandar, tak membutuhkan biaya tinggi, hanya sekitar Rp 1,6 miliar, dan bekerjasama dengan LIPI. 

Selain memanfaatkan gas metan dari hasil tumpukan sampah di TPA, Bengkulu juga merencanakan pemanfaatan energi alternatif yang dihasilkan dari tinja dan kotoran sapi. "Ini merupakan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kota Bengkulu," kata Iskandar.

Sebelumnya, LIPI dan BLH provinsi juga telah melakukan beberapa riset lain dalam hal mencari energi alternatif termasuk berbahan baku tinja. (Firmansyah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×