kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benahi sistem logistik, Pelindo gandeng Bank Dunia


Selasa, 12 November 2013 / 19:24 WIB
Benahi sistem logistik, Pelindo gandeng Bank Dunia
ILUSTRASI. Pelaku pasar memilih memegang dollar AS seiring pernyataan The Fed terkait outlook kenaikan suku bunga. /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/23/02/2022.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola pelabuhan di Indonesia PT Pelindo II menggandeng World Bank atawa Bank Dunia untuk melakukan studi tentang biaya logistik.

Kerja sama ini dilakukan sebagai upaya menurunkan beban biaya logistik yang sangat tinggi di Indonesia. Adapun kerja sama ini bernilai US$ 1,4 juta.

Jadi, nantinya Bank Dunia akan melakukan riset dengan mengidentifikasi serangkaian prioritas kebijakan yang dapat mengurangi beban biaya logistik pengiriman barang. Diharapkan riset ini dapat membantu menciptakan strategi untuk memperbaiki sistem logistik Indonesia.

Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino mengatakan biaya logistik di Indonesia sekarang ini mencapai 24% dari PDB. "Kami harapkan bisa diturunkan menjadi 10%-15% dari PDB," ujar Richard, Selasa (12/11).

Menurut laporan Bank Dunia, biaya logistik yang tinggi menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut laporan Indikator Kinerja Logistik tahun 2012 Bank Dunia, Indonesia menempati peringkat ke 59 dari 155 negara. Jauh berada di belakang negara-negara berpendapatan menengah lainnya di kawasan.

"Semoga nantinya rekomendasi kami bisa membantu menurunkan biaya logistik," tandas Wakil presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Axel van Trotsenburg.

Nantinya, perusahaan pelat merah ini pun akan kembali bekerja sama dengan Bank Dunia dalam hal studi kebutuhan pembangunan pelabuhan. Rencananya, kerja sama kedua ini akan diteken pada satu bulan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×