kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.961   -146,76   -2,06%
  • KOMPAS100 1.039   -24,60   -2,31%
  • LQ45 817   -17,20   -2,06%
  • ISSI 212   -4,24   -1,96%
  • IDX30 417   -9,40   -2,20%
  • IDXHIDIV20 503   -10,02   -1,95%
  • IDX80 118   -2,72   -2,25%
  • IDXV30 124   -2,43   -1,92%
  • IDXQ30 139   -2,57   -1,81%

Begini Perhitungan Potensi Kenaikan Inflasi Akibat Harga Minyak yang Mendidih


Senin, 02 Oktober 2023 / 22:21 WIB
Begini Perhitungan Potensi Kenaikan Inflasi Akibat Harga Minyak yang Mendidih
ILUSTRASI. Kenaikan harga minyak global akan berdampak pada peningkatan inflasi dalam negeri.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pengurangan pasokan minyak oleh negara produsen OPEC+ menimbulkan kekhawatiran terhadap potensi kenaikan harga minyak global. Kenaikan harga minyak global inilah yang kemudian akan berdampak pada peningkatan inflasi dalam negeri. 

Bila memang ini terjadi, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memiliki perhitungan dampaknya terhadap inflasi Indonesia. Dia menghitung, Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite sebesar 10% per liter akan mengungkit inflasi sebesar 0,27%. 

Sementara untuk setiap kenaikan 10% per liter untuk jenis Pertamax dan produk sejenisnya, akan menyebabkan kenaikan inflasi sebesar 0,04%. Meski demikian, Andry melihat kemungkinan kenaikan harga minyak akan berdampak kecil terhadap harga BBM dalam negeri. 

"Kenaikan harga minyak dunia yang terjadi baru-baru ini masih sejalan dengan asumsi harga minyak pemerintah dalam anggaran," terang Andry kepada Kontan.co.id, Senin (2/10). 

Baca Juga: Berikut Risiko yang Berpotensi Melecut Inflasi Indonesia ke Depan

Sebagai gambaran, harga minyak Brent pada Januari 2023 hingga Agustus 2023 adalah US$ 82,6 per barel, atau lebih rendah dari asumsi pemerintah yang sebesar US$ 90 per barel. 

Akan tetapi, meskipun harga minyak kemudian memang naik tinggi, Andry melihat masih ada ruang fiskal yang luas bagi pemerintah untuk tetap mempertahankan subsidi bahan bakar. 

"Pemerintah masih dapat memanfaatkan saldo kasnya yang cukup, bila memang diperlukan," tandas Andry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×