kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini kata pengamat soal figur milenial dalam perombakan jajaran direksi BUMN


Jumat, 19 Juni 2020 / 19:30 WIB
Begini kata pengamat soal figur milenial dalam perombakan jajaran direksi BUMN
ILUSTRASI. Kementerian BUMN RI


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perombakan jajaran direksi di sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) menjadi sorotan publik belakangan ini. Dalam tema besar tersebut, kabar perihal adanya figur milenial sebagai kandidat dalam jajaran direksi menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan. 

Topik ini mendapat reaksi yang beragam dari kalangan pengamat. Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan, kehadiran figur milenial bisa memberikan perspektif baru dalam pengambilan keputusan dalam jajaran direksi BUMN. Terlebih, milenial cenderung karakter energik serta memiliki ritme kerja yang cepat.

Baca Juga: PTBA anggap perubahan pengurus sesuai dengan rencana restrukturisasi Kementerian BUMN

Menurut Trubus, karakteristik-karakteristik ini memang dibutuhkan untuk menghadapi permasalahan pada jangka pendek  di masa pandemi, maupun permasalahan jangka menengah dan panjang yang serba cepat.

Meski begitu, hal ini bukan berarti bahwa proses seleksi tidak diperlukan. Menurut Trubus, sosok milenial yang ditempatkan di posisi direksi BUMN perlu diseleksi ketat dengan memerhatikan aspek moralitas, rekam jejak dan kompetensi, serta persyaratan administratif.

Sementara, persoalan jarak generasi atawa generation gap dalam pola kerja dan komunikasi di tubuh BUMN bisa diatasi dengan cara membentuk petunjuk teknis yang jelas perihal peran dan tugas masing-masing. “Nanti komut (komisaris utama) juga bisa bantu ikut menjembatani komunikasi antara generasi muda dan yang tua,” tambah Trubus saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (19/6).

Pandangan yang agak sedikit berbeda diungkapkan oleh Pengamat kebijakan publik Azas Tigor Nainggolan. Menurut Azas, tepat atau tidaknya suatu figur bukan ditentukan oleh usia, namun lebih ditentukan oleh kompetensi serta moralitas dari kandidat.  “Milenial juga bukan jaminan, yang generasi yang tua juga tidak semuanya jelek, kan ada plus minus,” kata Azas kepada Kontan.co.id pada Jumat (19/6).

Baca Juga: Perombakan direksi dan perubahan nomenklatur di PLN penting untuk perbaikan kinerja

Sementara itu, Pengamat BUMN sekaligus Kepala Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan, penempatan talenta muda dalam jajaran direksi BUMN mencerminkan keinginan Kementerian BUMN RI untuk mendorong munculnya inovasi serta terobosan-terobosan baru dalam bisnis perusahaan.

Untuk perusahaan pelat merah seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) misalnya, kehadiran talenta muda di emiten berkode saham TKLM ini diduga memang dimaksudkan untuk menghadirkan talenta muda yang inovatif dan sarat akan terobosan baru, sehingga Telkom bisa mengimbangi bisnis pendapatan dari bisnis jaringan dengan pendapatan yang besar dari bisnis-bisnis lainnya, seperti misalnya jasa over the top (OTT).

Kendati demikian, ia menilai bahwa kehadiran talenta muda dalam jajaran direksi BUMN juga perlu diimbangi dengan figur konservatif dari golongan senior. Hal yang demikian terutama dibutuhkan pada industri-industri yang memiliki karakter yang konservatif dan ketat dalam hal regulasi seperti perbankan.

“Jadi baiknya ada bridging antara talenta muda dan eksekutif senior sehingga terjadi keseimbangan dalam proses transformasi organisasi BUMN,” jelas Toto kepada Kontan.co.id, Jumat (19/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×