kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beda Kalkulator Pertumbuhan Ekonomi Presiden, Menkeu, dan BI, Tapi Semua Optimistis


Minggu, 02 Oktober 2022 / 08:05 WIB
Beda Kalkulator Pertumbuhan Ekonomi Presiden, Menkeu, dan BI, Tapi Semua Optimistis


Reporter: Ratih Waseso, Siti Masitoh | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.Laju inflasi tinggi dalam sebulan terakhir ditambah dengan tekanan hebat terhadap kurs rupiah membuat risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengemuka.

Tak pelak semua pejabat berlomba menyampaikan rasa optimistisnya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia baik tahun 2022 ini maupun tahun depan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal tiga ini mencapai 5,4% hingga 6%. Angka ini naik dibandingkan dengan kuartal kedua yakni 5,44%.

"Kuartal II-2022 sebesar 5,44%, kuartal III-2022 ini perkiraan saya. Enggak tahu nanti tanyakan juga ke Bu Menteri Keuangan, mungkin bisa berbeda dengan saya. Saya juga punya kalkulator sendiri Bu Menkeu punya kalkulator sendiri Pak Menko Perekonomian juga punya kalkulator sendiri, perkiraan saya ekonomi akan tumbuh di III-2022 ini 5,4-6%," kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar dalam seminar UOB Economic Outlook, Emerging Stronger in Unity and Sustainability, Kamis (29/9).

Baca Juga: Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi pada Kuartal III 2022 Bisa Tumbuh 5,5%

Optimisme pertumbuhan ekonomi tersebut berkaca pada, perhitungan dan kondisi lapangan langsung yang ditinjau Presiden Jokowi. Ia mencontohkan seperti di Maluku Utara, menyebut pertumbuhan ekonomi di sana mencapai 27%.

Pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara yang tinggi disebut karena dampak dari adanya hilirisasi nikel disana. Hal ini semakin menguatkan Jokowi bahwa hilirisasi pertambangan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di cara yang sama menyebut optimistis bahwa indikator yang ada sekarang pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 tetap bisa di atas 5%. Selanjutnya pada 2023 pertumbuhan 5,3%

Optimisme menkeu berdasarkan gambaran indeks konsumen yang masih positif hingga akhir Agustus 2022. Begitu juga indeks manufaktur juga masih menunjukkan pelaku usaha masih cukup ekspansif.

Selain itu pada kuartal IV 2022 ini akan ada dorongan cukup besar dari belanja negara. "Bayangkan sekitar 40% dari total belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terkonsentrasi tiga bulan terakhir 2022," kata Menkeu Kamis (29/9) lalu.

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Perkirakan Inflasi September 1,68%, Dipicu Kenaikan Harga BBM

Hitungan Menkeu 40% itu dari total belanja pemerintah pusat yang mencapai Rp 970 triliun tahun 2022 artinya setara dengan Rp 388 triliun lalu dari belanja Pemda sekitar Rp 320 triliun. 

"Selain itu ada belanja subsidi kompensasi akan dibayarkan pemerintah pada Oktober ini setelah dilakukan verifikasi. Dari total Rp 502 triliun yang sudah di realisasikan baru Rp 200 triliun," terang Menkeu.

Bank Indonesia (BI) juga punya kalkulator sendiri terhadap proyeksi ekonomi Indonesia. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III -2022 ini dapat mencapai 5,5% secara tahunan atau year on year (YoY), meski dibebani kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Pertumbuhan tersebut meningkat dari kuartal II yang hanya sebesar 5,44% YoY.

”Pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun ini diperkirakan sekitar 5,5% secara tahunan, lebih kuat dibandingkan kuartal II kemarin yang sebesar 5,44% secara tahunan,” tutur Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho dalam pelatihan media di Ubud Bali, Sabtu (1/10).

Baca Juga: Siap-Siap, Badai Ekonomi Global Menerjang

Dia mengatakan, optimisme tersebut karena penawaran atau produksi dunia usaha yang meningkat turut mendorong pertumbuhan ekonomi di periode tersebut. Selain itu, Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) terus membaik sejalan dengan kinerja ekspor yang kuat.

Kinerja NPI pada Agustus bahkan mencapai level 51,7 menguat dari Juli yang berada pada level 51,3. Level indeks tersebut menandakan sektor industri manufaktur atau dunia usaha sedang dalam posisi ekspansi.

“Ke depan, kinerja NPI pada 2022 diprakirakan akan tetap terjaga dengan transaksi berjalan yang berpotensi lebih baik dari prakiraan semula terutama ditopang oleh harga komoditas global yang masih berada di level tinggi, serta didukung oleh neraca transaksi modal dan finansial terutama dalam bentuk PMA, sejalan dengan iklim investasi dalam negeri yang terjaga,” jelasnya.

Faktor lainnya, ditopang oleh kinerja transaksi berjalan yang pada kuartal III diperkirakan akan tetap kuat oleh peningkatan kinerja ekspor seiring dengan masih kuatnya permintaan beberapa mitra dagang utama, dukungan kebijakan Pemerintah untuk mendorong ekspor, dan masih tingginya harga komoditas global.

Baca Juga: Ada Perhelatan KTT G20, BI Optimistis Perekonomian Bali akan Menggeliat

Kemudian, penyaluran kredit perbankan sampai dengan Agustus 2022 juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi di periode tersebut, yang tercatat bertumbuh 10,62% secara tahunan. Penyaluran kredit itu terjadi di seluruh segmen, baik kredit modal kerja, investasi, ataupun konsumsi.

Lalu, beberapa indikator perekonomian di bulan Agustus 2022 juga tercatat terus membaik. Diantaranya, keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur terus membaik.

Lebih lanjut, Ia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2022 akan ada di kisaran 4,5% hingga 5,3%.

Jadi pilih kalkulator siapa? Presiden, Menkeu atau BI?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×