Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah indikator ekonomi menunjukkan penurunan pada tahun 2024. Indikator ekonomi yang menurun itu baik indikator konsumsi maupun perkembangan bisnis.
Salah satu indikator terkait konsumsi, yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) melorot pada Desember 2023. Tercatat, IEK sebesar 133,9 atau turun dari 134,2 pada bulan sebelumnya.
Ini berarti, masyarakat kurang yakin terhadap kondisi ekonomi enam bulan yang akan datang, alias hingga pertengahan tahun 2024.
Pun bila melihat komponennya, Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja meorost ke 129,9 dari 131,4 pada bulan sebelumnya. Serta Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha menurun dari 133,2 menjadi 132,2.
Senada, optimisme pebisnis juga melandai di awal tahun 2024. Ini tercermin dari survei teranyar KONTAN, yaitu Indeks Keyakinan CEO Idnonesia atau Indonesia CEO Confidence Index (ICCI) kuartal I-2024.
Indeks optimisme pada kuartal I-2024 tercatat sebesar 3,54, atau menurun dari indeks kuartal IV-2023 yang di level 3,62. Meski demikian, ini masih berada di level optimistis atau indeks di atas 3.
Baca Juga: Bank Dunia Ramal Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global pada 2024 Makin Suram
Dari catatan yang diperoleh KONTAN, kalangan dunia usaha tetap akan melanjutkan ekspansi bisnisnya di sepanjang tahun ini, hanya ekspansi akan dilakukan dengan sangat terbatas dan hati-hati.
Pasalnya, kondisi ekonomi dan bisnis dalam negeri dinilai penuh tantangan, terutama jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang dimulai pada Februari 2024.
Para pebisnis menyoroti stabilitas politik. Sleain itu, mereka juga menunggu kepastian pemimpin dari hasil pemilihan umum tersebut.
Selain itu, para pelaku usaha juga mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang masih penuh dengan tantangan.
Namun hal positifnya, para pebisnis meyakini kalau daya beli masyarakat akan menguat pada tahun pesta rakyat ini, seiring akan ada penyerapan anggaran belanja politik yang cukup besar.
Sehingga, akan mendorong konsumsi rumah tangga dan menopang perekonomian di sepanjang paruh pertama tahun ini.
Memang secara musiman, jelang tahun politik merupakan waktu dimana para pelaku usaha menahan ekspansi.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Samuel pun sudah menemukan pola tersebut, bahkan sejak pertengahan tahun 2023.
David pernah mengungkapkan, ini telah terlihat pada pertumbuhan belanja modal (capital expenditure) perusahaan-perusahaan di dalam negeri yang melambat.
Ia mengambil contoh data belanja modal perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada kuartal II-2023, belanja modal emiten tumbuh 22,12% yoy, atau lebih rendah dari pertumbuhan 28,16% yoy pada kuartal I-2023 dan pertumbuhan kuartal IV-2022 yang sebesar 55,27% yoy.
Baca Juga: Berikut Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan IHSG Dari BNI Sekuritas
David menambahkan, pola belanja modal ini mirip seperti yang terjadi pada jelang Pemilu 2014. Karena persis seperti satu dekade lalu, Indonesia akan beralih rezim kepemimpinan.
"Biasanya kalau beralih rezim, dulu dari SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) ke Jokowi (Joko Widodo). Dan yang sekarang juga rezim terakhir Jokowi," ungkapnya.
Meski demikian, David yakin hal ini hanya bersifat sementara. Ada kemungkinan pada pertengahan tahun 2024, ekspansi perusahaan akan mulai ngegas.
“Belanja modal memang melambat sejak pertengahan tahun lalu. Namun, perkiraan saya pada pertengahan tahun ini akan mulai meningkat lagi karena kepastian politik juga,” kata David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News