Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Partai Amanat Nasional (PAN) mendukung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menerbitkan buku hitam calon legislatif. Namun, lebih baik bila Bawaslu juga menerbitkan buku hitam lembaganya sendiri. "Nah kalau itu bisa dilakukan bagus sekali," kata Wasekjen PAN Teguh Juwarno ketika dikonfirmasi wartawan, Minggu (5/1).
Teguh mengakui belum ada lembaga negara yang mau mengakui dan menuliskan kekurangannya. "Bahkan lembaga sekaliber MK yang terbukti ketuanya ketangkap tangan suap," imbuhnya.
Teguh mengungkapkan dirinya mendapatkan laporan dari kader di daerah adanya oknum Bawaslu yang tidak independen. "Bawaslu di daerah cenderung menjadi alat kepentingan penguasa lokal. Memang tidak menyeluruh, tapi ada oknum yang bersikap tidak independen," katanya.
Menurut Teguh hal itu dapat membahayakan pesta demokrasi lima tahunan yang akan digelar tahun ini. "Ini berbahaya kalau kemudian langkah mulia bawaslu untuk menjadi pengawas pemilu yang obyektif tidak berjalan sebagaimana harapan," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) siap menerbitkan buku hitam, menyusul banyaknya laporan calon legislatif dan partai politik yang melakukan pelanggaran alat peraga kampanye dan kampanye di luar jadwal.
Anggota Bawaslu, Nasrullah, menerangkan bahwa ide penerbitan buku hitam tersebut nantinya akan dapat diakses publik. Sehingga publik bisa tahu calon wakil rakyat dan parpol peserta pemilu mana saja yang kerap melanggar.
"Ide tentang buku hitam terpikirikan supaya masyarakat bisa melihat bahwa yang masuk di dalamnya adalah para caleg yang diragukan aspek integritas dan ketaatan hukumnya," ujar Nasrullah di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Jumat (3/1). (Ferdinand Waskita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News