kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Basuki tertarik menerapkan program mata-mata


Kamis, 30 Januari 2014 / 06:13 WIB
Basuki tertarik menerapkan program mata-mata
Promo JSM Indomaret mulai 9-11 September 2022 memberikan harga hemat untuk belanja dengan banyak potongan harga selama 3 hari di akhir pekan.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tertarik menerapkan program "mata-mata" di Jakarta. Program berbasis online yang dapat memantau seluruh aktivitas masyarakat Jakarta itu bisa menjadi sarana pengaduan yang efektif tentang berbagai aksi pelanggaran di DKI Jakarta.

Ia mengatakan, sistem ini bisa mencakup pemantauan seluruh bidang mulai dari kebersihan, keamanan, penunjuk arah, pemantauan kondisi banjir di Jakarta, pematauan populasi pedagang kaki lima di suatu wilayah, hingga mengenali wajah seseorang. Akses masuk sistem ini bisa melalui jejaring sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan lain-lain.

"Asalkan ada orang yang ngelaporin, terus ada fotonya. Maka, bisa dideteksi. Mesin kita bisa langsung kasih tahu di mana lokasi-lokasi yang kita cari," ujarnya di Balaikota, Rabu (29/1/2014).

Ia memberi contoh, jika ada sampah menumpuk di pinggir jalan, masyarakat bisa langsung mengadukannya ke dalam sistem tersebut hanya dengan bermodalkan ponsel pribadi. Petugas operator pun akan menyambungkan ke Dinas Kebersihan DKI untuk segera membereskan tumpukan-tumpukan sampah itu.

Tidak hanya itu, Basuki melanjutkan, bahkan sang operator pada sistem tersebut dapat mengetahui titik lokasi masyarakat yang mengirimkan aduan sekaligus semua aktivitasnya di jejaring sosial.

Basuki mengaku telah mencoba sistem tersebut pada Rabu siang. Ia mencoba memata-matai aktivitas wartawan di Twitter. "Tadi ada wartawan di Balaikota yang nge-tweet, bilang, 'mana sih Ahok, lama banget keluarnya. Belum ada berita nih'," ujar Basuki menirukan tweet seorang wartawan Balaikota sambil tertawa geli.

Meski bermanfaat dan menarik, ia mengaku belum dapat memastikan apakah sistem tersebut akan digunakan atau tidak, mengingat harga peranti lunak program tersebut cukup mahal yakni sekitar 500 ribu dollar AS. Tak hanya itu, setiap tahun ada biaya pemeliharaan sebesar 15 persen dari harga peranti lunak.

"Beberapa negara sudah pakai, jadi bisa kelihatan contohnya ini. Bagaimana kita memantau sebuah kota secara lebih dalam," ujar Basuki. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×