Reporter: Herlina KD | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bencana letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah pada bulan Oktober-November 2010 lalu membawa banyak kehancuran rumah warga. Sampai saat ini, dari total 2.682 rumah korban bencana yang harus direhabilitasi, baru 164 rumah yang selesai dibangun. Dengan alokasi anggaran sekitar Rp 30 juta per unit rumah, hingga saat ini dana yang sudah terpakai sekitar Rp 4,920 miliar.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pemerintah memberikan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah korban Merapi sebesar Rp 30 juta untuk ukuran 6x6 meter. "Jika semua bersedia pindah, ada 2.682 rumah yang akan direkonstruksi," kata usai rakor di kantor Menko Perekonomian Jakarta, Selasa (2/8).
Namun, dari jumlah itu, sebanyak 750 KK tidak mau direlokasi walau ada di jarak bahaya, yaitu dalam radius 7 - 8 km dari puncak Merapi. Menurut Sultan, penduduk merasa dalam radius itu rumah mereka masih aman, padahal masih masuk dalam klasifikasi bahaya.
Untuk masyarakat yang mau direlokasi, pemerintah berjanji memberikan bantuan sesuai dengan yang telah ditentukan. "Mereka akan mendapatkan tanah 100 meter dan bangunan seharga Rp 30 juta ukuran 6x6 meter," katanya. Nantinya masyarakat juga masih bisa memanfaatkan lahan bekas rumah yang ada untuk menopang kehidupan seperti lahan pertanian atau peternakan.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah mengalokasikan anggaran rehabilitasi rumah korban bencana Merapi sebesar Rp 1,35 triliun untuk jangka waktu tahun 2011 dan 2012. Sehingga setiap tahun alokasi anggaran rehabilitasi rumah korban bencana Merapi sekitar Rp 622 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News