Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan produktivitas menjadi kunci untuk menurunkan risiko stagflasi bagi perekonomian Indonesia.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, tiap negara mengalami tingkat risiko dan faktor penyebab stagflasi yang berbeda-beda. Risiko stagflasi pada negara maju umumnya dipicu oleh adanya output gap, sementara risiko stagflasi pada negara berkembang dipengaruhi tingkat produktivitas.
“Oleh karena itu, kunci dari menurunkan risiko stagflasi terhadap perekonomian Indonesia adalah dengan meningkatkan produktivitas,” tutur Amalia dalam Seminar Kajian Tengah Tahun 2022 INDEF “Reformulasi Kemandirian Ekonomi di Tengah DInamika Global,” Rabu (6/7).
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Ramal Cadangan Devisa Juni 2022 Berpotensi Turun Lagi
Adapun, Ia menyampaikan mengacu pada hasil penelitian dunia dari Oxford Economics menunjukkan bahwa, risiko stagflasi Indonesia relatif rendah dibandingkan negara-negara lain seperti Filipina, Tiongkok, India, Malaysia, Brazil, Polandia maupun Turki.
Menurutnya peningkatan produktivitas harus dijalankan untuk mendorong transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Untuk itu, agar menghindari risiko dari adanya stagflasi terhadap perekonomian Indonesia Bappenas juga telah menyiapkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2023 dengan tema peningkatan produktivitas untuk mendorong transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Dengan demikian tentunya tema pembangunan yang telah dirumuskan ini perlu menjadi referensi bagi seluruh stakeholder di Indonesia. Karena kita harus bekerja bersama-sama bergerak bahu membahu, serta meningkatkan produktivitas ekonomi di Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga: Saham-saham Ini Menarik Dicermati Saat IHSG Terkoreksi
Lebih lanjut, upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas yakni dengan melakukan transformasi ekonomi yang akan diarahkan untuk memberikan fondasi perekonomian yang lebih tangguh dan adaptif.
Menurutnya, Bappenas telah merumuskan enam strategi besar dari transformasi ekonomi Indonesia yang harus dijadikan referensi bersama untuk bisa membangun bangsa dan membangun perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Juga dalam rangka pencapaian visi Indonesia 2045.
Adapun keenam strategi tersebut adalah SDM berdaya saing, produktivitas sektor ekonomi, ekonomi hijau, transformasi digital, integrasi ekonomi domestik dan pemindahan ibu kota negara di Kalimantan timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News