Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah masih tenang menghadapi penguatan nilai tukar rupiah. Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) yakin penguatan mata uang merah putih tidak berpengaruh pada stabilitas ekonomi dan daya saing ekspor di pasar internasional.
Direktur Pengembangan Perencanaan Makro Bappenas Bambang Prijambodo menilai penguatan rupiah pada kisaran Rp 9.000 per dollar Amerika Serikat masih cukup aman. Dia menilai, kisaran nilai tukar tersebut belum berpengaruh besar dan tidak mengkhawatirkan karena mata uang negara Asia lainnya turut menguat. "Minimal di negara Asia rata-rata menguat," katanya, Rabu (6/10).
Lain halnya bila rupiah terus menguat hingga kisaran Rp 8.500 per dollar AS. Bambang memperkirakan penguatan pada level tersebut baru bisa mengganggu kinerja ekspor. Sebab, dia menilai penguatan yang terlalu besar justru akan berpengaruh pada daya saing ekspor.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 9.58 WIB, nilai tukar mata uang merah putih sudah berada pada kisaran Rp 8.923 per dollar AS. Nilai tukar rupiah ini menguat dibandingkan hari sebelumnya.
Bambang tidak meramalkan berapa nilai tukar rupiah hingga akhir tahun. Yang pasti dia mengatakan penguatan rupiah itu terjadi karena ekspetasi yang tinggi terhadap kondisi perekonomian di Indonesia sehingga membuat modal asing mengalir ke dalam negeri.
Tapi, dia mengingatkan, arus modal asing yang begitu deras masuk ke Indonesia harus diantisipasi agar tidak hanya terparkir dalam waktu singkat. "Minimal dengan kebijakan tersebut modal asing yang masuk akan bertahan dalam jangka waktu satu bulan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News