Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa menyatakan, masterplan pengembangan 10 wilayah metropolitan baru telah selesai.
Setelah tuntas, Suharso mengatakan masterplan telah diserahkan kepada kementerian terkait.
"Sekarang secara masterplan itu sudah jadi karena itu kan yang dilakukan oleh Bappenas. Nah sekarang kan diberikan kepada kementerian yang menangani secara langsung misal di kota medan seperti apa polanya surabaya, semarang dan seterusnya," kata Suharso di sela sela acara G20 Development Ministerial Meeting di Kabupaten Belitung, Rabu (7/9).
Suharso mengatakan, skema pendanaan pengembangan 10 wilayah metropolitan baru didorong menggunakan skema blended finance. Adapun pendekatan skema blended finance ini menggunakan pembiayaan sektor swasta dan dana filantropi serta donor untuk mengurangi risiko investasi.
"Itu termasuk isu blended finance," ucap Suharso.
Baca Juga: Menteri PPN/Bappenas Beberkan Konsep Blue Economy untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Untuk diketahui, 10 kota metropolitan tersebut berada di Pulau Jawa yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Sementara enam kota lainnya berada di luar Pulau Jawa yaitu Medan, Palembang, Banjarmasin, Denpasar, Manado, dan Makassar.
Sebelumnya, Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Tri Dewi Virgiyanti mengatakan, pengembangan 10 kota metropolitan ini memiliki tujuan yang berbeda-beda.
Dia menjelaskan, pengembangan wilayah metropolitan di Pulau Jawa akan diarahkan terhadap peningkatan kualitas perkotaan karena menurunnya daya dukung lingkungan.
"Pembangunan wilayah metropolitan di luar Jawa didorong untuk memastikan celah pembangunan antara Jawa dan luar Jawa dapat diatasi, dan pembangunan dapat diperluas dari kawasan barat Indonesia ke kawasan timur Indonesia," ujar Virgi kepada Kontan, Senin (9/3/2020).
Pengembangan kota-kota metropolitan ini pun tak terbatas pada satu sektor saja. Virgi menjelaskan, pihaknya akan mengarahkan pembangunan Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Makassar sebagai pusat kegiatan berskala global.
Untuk wilayah lainnya, yakni Palembang, Banjarmasin dan Manado diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional.
Nantinya, Jakarta akan ditujukan sebagai pengembangan jasa pemerintahan, keuangan, Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), perdagangan dan jasa, pusat distribusi dan industri, revitalisasi dan perbaikan manajemen pengelolaan kawasan hingga memantapkan pembagian peran dan fungsi antara kota inti dengan pusat-pusat pertumbuhan di Jawa bagian Barat.
Bandung akan dikembangkan sebagai pariwisata perkotaan, jasa pendidikan, teknologi sistem informasi, industri, revitalisasi dan perbaikan manajemen pengelolaan kawasan, pemantapan pembagian peran dan fungsi antara kota inti dengan pusat-pusat pertumbuhan di Jawa bagian Barat.
Baca Juga: Kunjungi Austria, Kemenhub dan Bappenas Jajaki Kerja Sama Proyek Kereta Gantung IKN
Semarang akan dikembangkan untuk jasa pendidikan, industri, dan pariwisata perkotaan, revitalisasi dan perbaikan manajemen pengelolaan kawasan hingga pemantapan pembagian peran dan fungsi antara kota inti dengan pusat-pusat pertumbuhan di sekitar Jawa bagian Tengah.
Surabaya ditujukan untuk fungsi industri perkapalan, jasa pendidikan, teknologi sistem informasi, industri, dan pariwisata perkotaan, revitalisasi dan perbaikan manajemen pengelolaan kawasan, pemantapan pembagian peran dan fungsi antara kota inti dengan pusat-pusat pertumbuhan di Jawa bagian Timur.
Sementara, pembangunan Palembang akan diarahkan sebagai pusat perdagangan dan jasa, simpul produksi dan distribusi, serta perluasan kegiatan hilirisasi industri dan pertanian.
Medan akan dikembangkan sektor-sektor perikanan, MICE, perdagangan-jasa, pusat distribusi, revitalisasi dan perbaikan manajemen pengelolaan kawasan, juga memperkuat keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan di Sumatra bagian timur.
Denpasar akan ditujukan untuk pengembangan pariwisata, menjaga kawasan pertanian tanaman pangan dan lindung di wilayah Bali bagian utara, revitalisasi dan perbaikan manajemen pengelolaan kawasan, juga memantapkan pembagian peran dan fungsi antara kota inti dengan pusat-pusat pertumbuhan sekitarnya.
Banjarmasin difokuskan untuk mendorong perkembangan produksi sektor kehutanan dan agroindustri serta memperkuat keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan di Kalimantan bagian Selatan.
Baca Juga: Bappenas: Produktivitas Harus Ditingkatkan untuk Hindari Risiko Stagflasi
Manado didorong untuk pengembangan sektor industri pengolahan, pariwisata, MICE dan perdagangan jasa serta memperkuat keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan di Sulawesi bagian Utara.
Selanjutnya, Makassar akan ditujukan untuk mengembangkan sektor perikanan, MICE, perdagangan-jasa, pusat distribusi, revitalisasi dan perbaikan manajemen pengelolaan kawasan, dan memperkuat keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan sekitarnya di Sulawesi bagian selatan dan barat.
Virgi menjelaskan, dengan pengembangan wilayah-wilayah metropolitan ini, maka kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah-wilayah metropolitan, utamanya yang di Luar Jawa akan meningkat pada PDRB pulau dan pada PDB nasional serta secara kontinu amendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Ini karena wilayah metropolitan didesain menjadi pusat pelayanan kegiatan nasional serta menjadi hub utama transportasi barang dan jasa ke dalam dan luar wilayah untuk mendukung pengembangan berbagai kawasan strategis di sekitarnya," kata Virgi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News