Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) rupanya tak setuju dengan defisit anggaran yang besar. Bappenas menilai, defisit anggaran seharusnya bisa ditekan agar pertumbuhan ekonomi tumbuh lebih tinggi dan ketahanan fiskal terjaga dengan baik.
Direktur Perencanaan Ekonomi Makro Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Prijambodo mengatakan sebaiknya anggaran tidak terlalu tinggi atau bahkan dikurangi. Untuk menjaga defisit anggaran, Bambang menyatakan pemerintah harus mempertajam sektor belanja sehingga tidak terjadi pemborosan. "Jangan besar pasak daripada tiang," katanya, Kamis (7/10).
Pengamat Ekonomi Indef Ahmad Erani Yustika juga sepakat. Dia berharap, defisit anggaran diturunkan. Dia beralasan ekonomi sudah mulai stabil sehingga peran sektor swasta sudah membaik. "DPR harusnya menurunkan defisit sekurangnya menjadi 1,5% dan pada 2014 APBN sudah seimbang," ucapnya.
Erani bilang, jika defisit anggaran terus dinaikan, maka hal itu akan berdampak pada beban APBN di masa yang akan datang. "Budaya jalan pintas (utang) makin sulit dihilangkan. Serta, belanja pembangunan, sosial, dan subsidi kian tertekan," terangnya.
Dia menyarankan perlunya penyusunan roadmap penurunan defisit secara gradual yang tidak mengganggu kesehatan fiskal maupun target pertumbuhan. "Ada banyak efisiensi yang sebetulnya bisa dilakukan, seperti belanja modal. Sedang dari penerimaan target tax ratio bisa dinaikan menjadi 12% pada tahun depan," tandasnya.
Tahun depan, pemerintah dan DPR sepakat akan menambah desifit anggaran tahun depan sebesar 0,1% dari 1,7% menjadi 1,8%. Pjs Kepala Badan Kebijakan Fiskal Agus Suprijanto mengatakan, kesepakatan pemerintah dan DPR tercapai dalam forum Badan Anggaran DPR, kemarin. "Defisit disepakati 1,8% atau Rp 124,3 triliun," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News