Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak perubahan iklim yang sedang terjadi berpotensi merugikan perekonomian Indonesia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas, Suharso Manoarfa menyebutkan pada periode tahun 2020-2024 Indonesia diprediksi mengalami kerugian ekonomi Rp 544 trilun akibat perubahan iklim.
Potensi kerugian ini berasal dariĀ penggenangan pesisir laut, kecelakaan kapal, penurunan produksi beras hingga berdampak pada isu kesehatan.
"Saya menyaksikan sendiri bagaimana mangrove hilang. Saya datang ke pulau Gili-Gili di NTB yang terjadi abrasi dan 4 meter setiap tahun mereka kehilangan tanah di depanya," jelas Suharso dalam Dialog Antisipasi Dampak Perubahan Iklim, dipantau secara daring, Senin (21/8).
Baca Juga: Menakar Dampak El Nino Pada Ketahanan Pangan Indonesia
Penggenangan air laut menyebabkan kenaikan air laut di Indonenesia. Ia mengatakan, rata-rata kenaikan air laut Indonesia saat ini mencapai 0,8 cm-1,2 cm/tahun.
Indonesia sebagai negara yang dikelilingi kepulauan diprediksi akan kehilangan 199 kabupaten/kota dan 23 juta jiwa masyarat pesisir pada tahun 2050.
"Oleh karena itu perlu sebuah intervensi kebijakan. Sudah banyak kota indonesia yang terendam secara permanen misalnya Pekalongan," kata Suharso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News