Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui menguatnya dollar terhadap nilai tukar rupiah akan berdampak pada harga kedelai dalam negeri.
Direktur Stabiliasasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono mengungkapkan 92% pasokan kedelai dalam negeri dipenuhi oleh impor. Tentu kenaikan nilai dolar secara langsung berdampak pada harga kedelai dalam negeri.
"Mungkin dampaknya bisa dua bulan kedepan karena pembelian hari ini (Juni) saat dolar menguat efeknya dua bulan kedepan mulai Agustus," papar Maino pada Kontan.co.id, Jum'at (28/6).
Sementara saat ini, pihaknya memastikan harga kedelai di tingkat pengerajin masih terpantau stabil di angka Rp 10.100-10.700/kg, bahkan dibawah harga acuan yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 12.000/kg.
"Harga rata-rata sekarang ini sebetulnya masih dalam kisaran acuan pemerintah karena acuannya itu Rp 12.000/kg di tingkat pengerajin," jelas Maino.
Meski begitu, Bapanas mengaku telah menyiapkan strategi jika nantinya harga kedelai terkerek diatas harga acuan sebagai imbas dari melemahnya rupiah.
Pemerintah melalui Bulog akan melakukan penyaluran kedelai cadangan pemerintah kepada pengerajin. Dengan demikian, pengerajin tahu tempe yang terdampak kenaikan kedelai tetap mendapatkan harga yang bersaing.
Baca Juga: Kemdag: Kenaikan Dolar Belum Berdampak Pada Kenaikan Kedelai Dalam Negeri
Hal lain yang dilakukan adalah bantuan distribusi untuk menekan kenaikan harga kedelai di beberapa sentra Koperasi Tahu Tempe (KOPTI) di dalam negeri.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo), Hidayatullah Suragala menilai pelemahan rupiah ini belum berdampak pada harga kedelai dalam negeri.
Berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) produksi dan stok kedelai global tahun 2024/2025 diperkirakan lebih baik dari tahun sebelumnya. Saat ini pun belum terlihat adanya potensi gangguan di rantai pasok luar negeri.
"Selain itu banyak persaingan yang ketat diantara importir sehingga harga jual di tingkat importir relatif stabil di level Rp 9.700 - 9.800/kg," jelas Hidayatullah.
Ia juga mengatakan saat ini stock kedelai nasional diprediksi cukup untuk kebutuhan selama dua bulan kedepan. Bahkan ia menyebut untuk stok Juni ini jumlahnya lebih besar dari bulan sebelumnya.
"Kemudian dari sisi supply chain, situasi membaik walaupun konflik di laut merah berlanjut, tapi pengiriman logistik sudah mengalami penyesuaian terhadap rute pengapalan. Jadi bisa menekan tingkat keterlambatan pegiriman," urainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News