kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Mandiri Perkirakan Inflasi 2021 di Bawah 2%


Minggu, 02 Januari 2022 / 14:23 WIB
Bank Mandiri Perkirakan Inflasi 2021 di Bawah 2%
ILUSTRASI. Pedagang melayani warga yang berbelanja kebutuhan pokok di Pasar PSPT Tebet, Jakarta.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri melihat inflasi di sepanjang tahun 2021 berada di bawah kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, inflasi pada tahun 2021 sebesar 1,83% yoy. Namun, meski berada di bawah kisaran sasaran BI, inflasi pada tahun ini lebih tinggi daripada inflasi pada akhir Desember 2020 yang sebesar 1,68% yoy. 

Inflasi di akhir tahun lalu juga didorong oleh inflasi bulan Desember 2021 yang sebesar 0,53% mom. Ini lebih tinggi dari inflasi November 2021 yang sebesar 0,37% mom, pun lebih tinggi dari Desember 2020 yang sebesar 0,45% mom. 

“Hal ini terutama didorong oleh faktor musiman akhir tahun dan relaksasi PPKM sehingga mendorong mobilitas dan konsumsi masyarakat setidaknya pada makanan, transportasi, restoran dan layanan rekreasi,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (31/12). 

Sehubungan dengan hal itu, Faisal memperkirakan harga pangan akan menyumbang 0,29% poin terhadap inflasi Desember 2021 dan biaya transportasi memberi andil 0,15% poin. 

Baca Juga: Ekonom Bank Permata Perkirakan Inflasi 2021 di Bawah Kisaran Sasaran BI

Untuk kelompok pengeluaran bahan makanan, kenaikan harga paling banyak disumbang oleh peningkatan harga cabai rawit, cabai merah, minyak goreng, dan telur ayam. 

Ke depan, Faisal yakin tren inflasi akan terus meningkat ke depan. Tekanan inflasi dari sisi permintaan (demand-pull inflation) akan berlanjut di tahun 2022, seiring dengan membaiknya mobilitas masyarakat, pelonggaran PPKM, dan progres vaksinasi yang cepat. 

Hal-hal tersebut akan meningkatkan perputaran uang yang juga kemudian memicu peningkatan inflasi. 

Sedangkan dari sisi penawaran (cost-push inflation), juga cenderung meningkat karena Indeks Harga Produsen (IHP) dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) sudah berada di atas inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK). 

Tekanan kenaikan lainnya untuk inflasi pada tahun depan adalah kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 10% menjadi 11%, kenaikan tarif angkutan umum, cukai hasil tembakau, dan penghapusan BBM Premium. 

Baca Juga: BI Perkirakan Inflasi Tahun 2021 Berada di Bawah Kisaran Sasaran

Akan tetapi, harga emas diperkirakan turun di tengah pengetatan likuiditas global, pun dengan harga kelompok pengeluaran kesehatan, serta informasi dan komunikasi diperkirakan menurun seiring dengan transisi dari pandemi ke endemi. 

Secara keseluruhan, Faisal memperkirakan inflasi pada tahun 2022 akan meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 3,30% yoy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×