kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ekonom Bank Permata Perkirakan Inflasi 2021 di Bawah Kisaran Sasaran BI


Minggu, 02 Januari 2022 / 13:39 WIB
Ekonom Bank Permata Perkirakan Inflasi 2021 di Bawah Kisaran Sasaran BI
ILUSTRASI. Pedagang melayani pembeli bahan makanan di PD Pasar Jaya, Tanjung Duren, Jakarta. (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memperkirakan inflasi di sepanjang tahun 2021 berada di bawah kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%. 

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede meramal, inflasi pada tahun 2021 sebesar 1,83% yoy. Capaian ini kemudian didukung oleh capaian inflasi pada bulan Desember 2021 yang diperkirakan sebesar 0,53% mom. 

Ini naik dari capaian inflasi pada bulan November 2021 yang sebesar 0,37% mom atau secara tahunan sebesar 1,75% yoy. 

“Peningkatan inflasi Desember 2021 didorong oleh inflasi harga bergejolak dan harga diatur oleh pemerintah,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (31/12). 

Josua merinci, inflasi harga bergejolak naik sejalan dengan kenaikan harga komoditas pangan, seperti telur ayam ras yang naik 6,0% mom, cabai merah naik 19,5% mom, dan cabai rawit yang naik 70,8% mom, minyak goreng sebesar 7,0% mom, bawang merah 0,6% mom, dan bawang putih naik 0,3% mom. 

Meskipun, ada beberapa harga komoditas pangan lainnya yang tercatat turun (deflasi), seperti beras turun 0,5% mom, daging ayam turun 0,3% mom, dan daging sapi turun 0,1% mom.

Baca Juga: BI Perkirakan Inflasi Tahun 2021 Berada di Bawah Kisaran Sasaran

Menurut Josua, kenaikan harga komoditas pangan secara umum dipengaruhi oleh peningkatan permintaan akibat pola musiman, yaitu adanya perayaan Natal dan Tahun Baru. “Di tengah pasokan yang berkurang akibat hasil panen yang tidak maksimal,” tambahnya. 

Sementara itu, inflasi harga yang diatur pemerintah didorong oleh peningkatan tarif transportasi udara sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat di akhir tahun dan peningkatan harga LPG non subsidi pada akhir bulan Desember 2021. 

Lebih lanjut, dengan perkembangan tersebut Josua masih melihat inflasi inti cenderung stabil. Perkiraannya, inflasi inti di akhir tahun akan bergerak di kisaran 1,53% yoy. 

“Inflasi inti cenderung stabil dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat yang juga tetap terjaga di akhir tahun ini,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×